Jawa Barat – Bersuci dari hadas dan najis atau thaharah merupakan salah satu syarat penting kesempurnaan ibadah. Namun, thaharah tidak akan berjalan utuh tanpa didukung dengan tersedianya air bersih yang menyucikan serta sanitasi yang layak juga aman.
Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong Danone Indonesia untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di 10 pesantren Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Barat. Intip selengkapnya.
Pembangunan Sarana Air Bersih Untuk Santri
Selain tentunya akan bermanfaat bagi para santri, inisiatif meningkatkan akses air bersih dan sanitasi juga sebagai bentuk mendukung agenda pelaksanaan target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pemerintah.
"Kami membangun infrastruktur sarana air bersih sehingga bisa dimanfaatkan para santri untuk bisa melakukan kegiatan thaharah," tutur Karyanto Wibowo selaku Sustainable Development Director Danone Indonesia.
Lebih lanjut, Karyanto Wibowo mengatakan bahwa Danone Indonesia berkomitmen memproduksi dan memasarkan produk yang sehat. Pada saat yang bersamaan, perusahaan juga berkomitmen menjaga lingkungan dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Karyanto Wibowo juga menjelaskan peningkatan akses dilakukan mengingat baru 90 persen dari masyarakat Indonesia yang dapat menikmati air bersih. Peningkatan akses air bersih dan sanitasi tidak bisa dilakukan pemerintah sendirian sehingga diperlukan kolaborasi multipihak.
Memudahkan Akses Para Santri Untuk Hidup Bersih dan Sehat
Peningkatan kesejahteraan itu juga dilakukan melalui edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Harapannya, para santri dapat menerapkan perilaku tersebut sehingga berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan di lingkungan pesantren.
"Kami mengintegrasikan PHBS di lingkungan pesantren melalui kerjasama strategis yang meliputi penyediaan pendidikan, pengembangan program kesehatan serta penyediaan produk yang sesuai dengan nilai-nilai pesantren," ujar Karyanto Wibowo.
Pengurus Pesantren, Kiai Lulu Luthfil Fuadi mengaku sangat terbantu dengan sumur bor air dan sanitasi ini. Kiai Lulu menuturkan jika program ini memudahkan akses para santri untuk hidup bersih dan sehat.
"Bantuan ini membuat fasilitas sanitasi yang lama tidak bisa digunakan akhirnya bisa dipakai lagi sehingga sangat bermanfaat karena MCK sangat vital untuk para santri," ucap Kiai Lulu Luthfil Fuadi.
Beliau menegaskan akan terus mengedukasi para santri untuk tetap menjaga kebersihan dan menjaga fasilitas sanitasi agar tetap bersih dan bisa digunakan sebaik-baiknya. Apalagi, hidup bersih dan sehat juga bagian dari tuntutan agama.
"Kebersihan sebagian dari iman, semakin bersih maka semakin kuat iman," sambungnya.
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Bogor, Kiai Abdul Basit Mahfuf kengatakan bahwa peningkatan air bersih dan sanitasi merupakan program yang dinantikan warga pesantren.
Keberadaan kedua hal itu telah menciptakan kondisi pesantren yang bersih, nyaman dan mampu memenuhi kebutuhan air secara maksimal.
Menurutnya, program ini ditambah kesehatan yang baik tentu akan meningkatkan kemampuan peserta didik dan guru dalam mengembangkan pribadi yang cinta kebersihan. Pada akhirnya bisa menerapkan PHBS di lingkungan mereka hingga berkembang ke masyarakat luas.
"Semua berawal dari kebersihan. Kebersihan yang maksimal akan menghasilkan keadaan yang baik dan sangat mendukung proses belajar dan ibadah di pesantren," timpalnya.
Ketua Pengurus Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) Ahmad Tazakka Bonanza menyebutkan bahwa program kolaborasi Danone Indonesia dan NU memberikan dampak yang luar biasa bagi dunia pesantren.
Ahmad mengungkapkan bahwa air bersih sangat dibutuhkan warga pesantren dan sekitar untuk mandi, berwudhu dan kebutuhan ibadah lainnya.
Adapun, 10 fasilitas pendidikan yang mendapat peningkatan akses air bersih dan sanitasi itu antara lain yaitu Pesantren Ayyatirochman, Pesantren An Nur Ciampea, Pesantren Nurul Hikmah, Pesantren Cinta Rosul, Pesantren Roudatul Wildan, Pesantren Al badariyah, Pesantren Al Fathmahiyyah, Pesantren Nurul Istiqamah, Pesantren Bani Harun Tenjo, Kantor MWC NU Jasinga.
"Dampaknya ini sangat besar termasuk bagaimana santri jadi sehat karena bersih dan sehat merupakan budaya yang sangat harus dicerminkan oleh santri karena sesuai dengan ajaran agama," tuturnya.