"Saya sebagai PT yang memiliki lahan tersebut, dan mereka yang menawarkan diri untuk membangun beberapa proyek di sana, salah satunya lapangan mini soccer internasional itu," jelasnya.
Vicky Prasetyo menegaskan bahwa dia tidak menerima tuduhan penipuan tersebut karena telah ada kesepakatan bahwa pembayaran akan dilakukan setelah lapangan selesai dibangun. Namun, hingga saat ini, proses pembangunan baru mencapai sekitar 50 persen.
"Kami punya kesepakatan kalau sudah selesai, baru ada pembayaran. Tidak ada dalam klausul atau perjanjian apa pun yang saya harus membayar setiap progres perkembangan, misalnya termin atau apa, itu tidak ada," kata Vicky Prasetyo.
Merasa Kecewa
Melihat kondisi lapangan yang tidak memuaskan, Vicky Prasetyo mengaku merasa kecewa. Banyak kerusakan yang muncul bahkan sebelum fasilitas tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat.
"Sekarang sudah tidak bisa digunakan dan harus dibongkar karena lapangannya rusak, tergenang di mana-mana," ucapnya.