Carter, meskipun awalnya tergoda dengan tawaran imbalan besar dari Larsen, segera menyadari bahwa dia telah dimanipulasi dan disalahgunakan.
Dia menghadapi tantangan keras dalam pertarungan di arena kickboxing, namun dalam setiap pukulan yang diterimanya,
Carter teringat akan pengalaman traumatisnya ketika disiksa sebagai seorang marinir.
Pengalaman buruk itu bukan hanya membuatnya marah, tetapi juga memberinya semangat baru untuk melawan musuh-musuhnya.
Namun, konflik tidak hanya terbatas pada pertarungan fisik di dalam arena.
Larsen, dengan segala kejahatannya, tidak ragu untuk menggunakan Tanya, kekasihnya, sebagai alat untuk memperkuat pengaruhnya.
Dia menyeludupkan narkotika dan berusaha menjaga Carter di bawah kendalinya dengan ancaman dan manipulasi.