Foto : YouTube StarvisionPlus

Jakarta – Setelah Lampir hingga Pemandi Jenazah, kita akan kedatangan film horor lainnya yang bertajuk Sinden Gaib karya Faozan Rizal dan rumah produksi Starvision.

Lalu, seperti apa kisah film yang akan segera tayang 22 Februari 2024 ini? Yuk di-scroll untuk sinopsis dan review filmnya! Hati-hati karena review ini mengandung sedikit spoiler ya!

Sinopsis Sinden Gaib

Sinden Gaib merupakan film horor yang diangkat dari kisah nyata. Kisah ini berawal saat seorang pemuda mengambil batu keramat ketika Ayu dan Rara sedang syuting menari di Watu Kandang, Trenggalek.

Setelah itu, Ayu terus didatangi sosok sinden dari jagat alam gaib, Sarinten. Banyak paranormal diminta mengatasi gangguan itu, sampai melibatkan konten kreator supranatural.

Namun, gangguan justru semakin menjadi-jadi. Hingga kini, Sarinten bersemayam di tubuh Ayu dan ia pun sudah hidup berdampingan dengan sosok makhluk halus tersebut selama 14 tahun terakhir.

Review Film Sinden Gaib

Foto : YouTube StarvisionPlus

Film horor yang diangkat dari kisah nyata selalu menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi, film ini mengangkat adat dan budaya seni Jawa dan di credit filmnya memuat rekaman wawancara asli tentang sosok Ayu yang dirasuki Mbah Sarinten.

Film ini memiliki pace teratur seperti film horor kebanyakan. Sampai akhir film tidak ada plot hole yang tersisa dan semua seluk-beluk tentang karakter Ayu maupun Mbah Sarinten hingga adat dan budayanya dijelaskan secara terinci.

Sara Fajira patut dipuji atas pembawaan karakternya sebagai Ayu, kualitas aktingnya pun jelas jauh lebih berkembang dan baik daripada film-film horornya sebelumnya.

Salah satu aktingnya yang paling menonjol adalah saat ia berulang kali berganti kepribadian dari Mbah Sarinten menjadi sosok jelmaan kera atau genderuwo. Pembawaan Sara di adegan ini terasa lebih tegang dan mencekam daripada adegan lainnya.

Kisah dan pace Sinden Gaib baik-baik saja, setidaknya sampai pertengahan film. Dari pertengahan hingga akhir, kisahnya menjadi sangat bertele-tele dan tiba-tiba peran Ayu seakan menjadi karakter pendukung.

Tujuan produser maupun sutradara untuk menambahkan karakter dan kisah itu untuk pesan memang bagus, tapi akhirnya terkesan terlalu diperpanjang dan bertele-tele.

Hal utama lain dari film ini adalah tentu sindennya sendiri, yang tidak terlalu konsisten. Jika didengar baik-baik, sinden itu terdengar nyaris berganti genre berulang kali ke RnB. Sindennya terdengar indah, tapi kurang menyeramkan dan mencekam. Hal ini disayangkan karena sinden justru bisa menjadi “bumbu” untuk membuat film ini lebih menakutkan.

Kesimpulannya, Sinden Gaib mungkin bukan salah satu film horor terbaik tahun ini. Namun, adaptasinya dari kisah nyata ke film terbilang cukup baik, belum lagi akting Sara Fajira yang berhasil membuat film ini menjadi lebih bagus dan layak untuk disaksikan. (bbi)

Topik Terkait