Dia juga menegaskan bahwa merapikan keimanan dan kepercayaan terhadap Allah adalah kunci utama. Dengan memiliki keyakinan yang kokoh, segala sesuatu yang terjadi akan dihadapi dengan baik sangka kepada Allah, serta ridho terhadap ketetapan-Nya.
"Jadi rapiin sikap terhadap Allah, agar benar-benar merasa bahwa kita semua urusan kita diatur Allah, sehingga yang muncul adlah baik sangka kepada-Nya," tulisnya.
Rapihkan Hati
Langkah kedua untuk hidup lebih berkualitas adalah merapihkan hati. dr Zaidul Akbar menjelaskan bahwa syariat memberikan pedoman untuk bersikap terhadap berbagai emosi seperti marah, cemburu, cinta, dan takut. Semua emosi tersebut memiliki tempat dan porsi yang jelas dalam syariat, sehingga tidak ada ruang bagi emosi yang tidak sesuai.
"Sehingga hidup gitu-gitu aja, enggak berubah karena tak mau berubah, akibat salah rasa. Di zaman ini banyak ruang jiwa dan hati diisi dengan ruang emosi yang tak tepat. Tertipu mungkin lebih tepat," katanya.
Menurut dr Zaidul Akbar, emosi seperti marah dan cemburu seharusnya hanya muncul dalam konteks yang benar, seperti melihat pelanggaran terhadap agama atau ketidakmampuan untuk melakukan kebaikan.