Pinkan menceritakan bahwa lima tahun lalu dia hidup berkecukupan dan kerap pergi keluar negeri. Namun, hal itu berubah setelah ia memiliki utang dan debt collector sering mendatanginya. Kekayaan yang ia miliki seakan ludes dan Pinkan berusaha tegar untuk menafkahi lima anaknya. Diketahui bahwa usaha pisang goreng ia lakukan demi menyambung hidup.
“Demi melunasi utang aku, demi aku menafkahi lima orang anak aku, aku mesti jalan naik motor pinjeman. Terus ke warung-warung. Seorang Pinkan Mambo naik motor aku jualan pisang, satu pisang Rp 2.000 sampai Rp 3.000 untungnya tuh Rp 500. Aku gak punya modal, aku bilang sama Tuhan ‘Tuhan andai aku punya uang Rp 100 ribu, aku bisa jual pisang lebih banyak lagi’,” kata Pinkan sembari menangis.
Terlilit Utang
Pinkan melanjutkan bahwa saat itu banyak orang yang menghujatnya. Bahkan, untuk makan sehari-hari saja Pinkan harus berpikir akan mendapatkan nasi dari mana.
"Terus belum lagi dihujat kadang-kadang khalayak umum dikata-katain. Sejak Pinkan ke Amerika terus pulang ke sini jadi miskin, jadi ini jadi itu. Iya aku denger. Tapi aku titik terindahnya aku punya utang banyak kak, sampai hari ini udah lunas semuanya. Tuhan baik,” kata Pinkan.
Pengakuan mengejutkan lainnya bahwa ketika pemilik album Wanita Terindah ini sedang kesusahan, teman-temannya pun tak ada yang membantu. Bahkan, dia sempat disiksa dan dipukul karena ketakutannya pada debt collector.