Secara medis, tambah dr. Nina, pengerjaaan transplantasi rambut pertama dan kedua kapada Piyu tidak ada yang berbeda. Oleh karenanya ia berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama, persoalan kebotakan di kepala bagian crown Piyu sudah dapat teratasi.
“Kalau dari medisnya, pengerjaannya sama. Seperti biasa, ambil rambutnya dulu dari daerah donor. Kemudian istirahat satu jam baru tanam. Semua sama. Hair transplant-nya semua sama. Kemudian besok buka perban, hari ketiganya cuci rambut, hari ke-14 kontrol lagi untuk melihat keadaan kerak-kerak rambutnya. Habis itu tiap bulan lakukan PRP. Semuanya sama,” imbuh dr. Nina.
Mengalami sendiri bagaimana rambutnya berhasil tumbuh setelah menjalani transplantasi rambut di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, Piyu mengajak siapa pun yang punya persoalan terkait kerontokan rambut atau mundurnya garis rambut (hair line) untuk melakukan hal serupa.
“Buat sobat-sobat yang ingin melakukan transplant rambut atau hair transplant, terutama sekali kalau mau ke Farmanina Clinic, nggak usah kuatir. Semua prosedurnya sangat-sangat enak, nyaman, terus habis itu juga santai sih. Dokter Nina-nya itu benar-benar dokter kualitas dunia dari Indonesia. Bahkan tadi sayang banget, aku nggak bawa gitar. Kalau bawa gitar mungkin aku main gitar sambil di transplant,” tandas Piyu Padi Reborn.