Foto : Dok. Istimewa

JakartaFilm Srimulat: Hidup Memang Komedi, secara garis besar, menceritakan grup lawak asal Jawa Tengah di awal masa perantauan mereka ke ibu kota Jakarta. Penonton bakal disuguhkan bagaimana para personel Srimulat, baik secara personal maupun ketika berinteraksi dengan sesama dan dengan orang lain.

Namun, secara khusus, film bergenre komedi ini akan lebih fokus menceritakan sosok Gepeng (Bio One), awal bergabung Srimulat hingga perjuangan dan konfliknya bersama personel lain. Simak review film Srimulat: Hidup Memang Komedi di bawah ini.

Bio One Sukses Hadirkan Sosok Gepeng

Foto : Instagram/ @filmsrimulat

Sebagai pemeran utama, tak bisa dipungkiri jika akting Bio One di film ini mampu membangunkan kembali sosok Gepeng Srimulat. Postur, gaya rambut, bentuk wajah, mimik, gestur tubuh, hingga logat berbicara Bio One patut diacungi jempol.

Bukan hanya itu, emosi yang ditampilkan Bio One dalam memerankan karakter Gepeng pun bisa sampai pada para penonton. Mulai dari rasa bersalah, kesal, bahagia, hingga kasmaran kepada seorang wanita bernama Royani (Indah Permatasari) bisa tersampaikan dengan baik.

Meski peran Bio One cukup apik, entah kenapa, karakter Gepeng kurang dieksplorasi secara komedi. Porsi lucu Gepeng rasanya masih kalah dengan karakter Srimulat lain, Tessy (Erick Estrada) misalnya.

Selain Bio One, Elang El Gibran juga cukup mampu memerankan karakter Basuki. Hal ini terutama bagaimana cara Elang melafalkan setiap kalimat berbahasa Jawa yang hampir mirip dengan Basuki.

Penggunaan Bahasa Jawa

Foto : Istimewa

Sebagian besar film Srimulat: Hidup Memang Komedi menggunakan bahasa Jawa. Pilihan ini seperti menjadi pisau bermata dua.

Di satu sisi, penggunaan bahasa Jawa bisa lebih memberikan kesan ‘Srimulat’ dalam film. Penonton dapat lebih merasa dekat dengan para karakter yang hendak ditampilkan.

Namun, di sisi lain, para penonton yang tidak familiar dengan bahasa Jawa akan cukup kesulitan mengikuti cerita, bahkan komedi verbal yang ada. Fokus penonton cukup terbagi dengan keharusan membaca takarir dan tampilan visual film.

Di balik kelebihan dan kekurang itu, para pemain dapat melafalkan bahasa Jawa dari setiap karakter dengan baik dan fasih. Kefasihan mereka ini akan semakin terasa bagi mereka yang tidak familiar dengan bahasa Jawa.

Menghidupkan Guyonan Lawas

Foto : IntipSeleb/Yudi

Film Srimulat: Hidup Memang Komedi menyuguhkan alur cerita yang cukup ringan. Dengan segala kerumitan hidup para karakter, secara garis besar, pihak produksi mampu menyajikan cerita awal Srimulat yang tinggal di Jakarta.

Konflik yang diangkat, yang bisa saja disuguhkan secara berat dan dramatis, pun tetap disajikan dengan ringan. Film ini lebih fokus membangun setiap scene yang penuh dengan komedi, tanpa kehilangan alur cerita.

Bahkan, konflik yang ada pada para karakter pun dibalut dengan sentuhan komedi. Para penonton seolah ‘dibombardir’ oleh dagelan-dagelan yang dilemparkan oleh para pemain.

Film ini juga mampu menghidupkan guyonan lawas khas Srimulat. Penonton yang familiar dengan gaya komedi kekinian pasti akan mendapatkan pengalaman yang cukup unik di film ini.

Entah kekurangan atau kelebihan, di saat yang bersamaan, para penonton juga akan merasakan sentuhan banyolan khas Betawi dalam film ini. Sosok David Nurbianto bisa menjadi representasi kecil tentang sentuhan Betawi di film ini.

Lebih dari David, hadirnya Rano Karno, yang memerankan karakter Babe Makmur, seolah menghidupkan kembali ingatan penonton dengan sosok mendiang Benyamin Sueb. Dengan begitu, penonton seolah diingatkan dengan fakta bahwa Srimulat hidup satu zaman dengan Benyamin Sueb yang memang namanya sudah beken di Jakarta.

Kualitas Akting Para Personel Srimulat

Foto : IntipSeleb/Yudi

Terakhir, hadirnya sosok Tessy, Nunung, dan Kadir menjadi hal spesial dalam film Srimulat: Hidup Memang Komedi. Bukan cuma asal tampil, mereka bertiga tetap menunjukkan akting yang sangat baik.
Bisa ditengok bagaimana sosok Nunung masih mampu mempertahankan citranya sebagai wanita yang galak dan cerewet, namun tetap lucu seperti dulu. Begitu pula sosok Tessy dan Kadir dengan gaya mereka yang khas.

Meski dengan screen time yang tidak banyak, ketiganya mampu mengobati rasa rindu para penonton Srimulat. Apalagi, ketika Tessy dan Nunung beradu akting. (bbi)

Topik Terkait