Jakarta – Profil Whulandary Herman menarik untuk ditelusuri usai dirinya menjadi perbincangan karena viral berdebat dengan Miss Israel 2013, Yityish Aynaw. Mereka berdua sebelumnya pernah berkompetisi di ajang Miss Universe 2013.
Lantas, siapa Whulandary Herman dan seperti apa perjalanan kariernya? Simak profil selengkapnya di bawah ini.
Profil Whulandary Herman
Whulandary Herman adalah model, aktris, sekaligus pembawa acara kelahiran 26 Juni 1987. Wanita yang akrab disapa Whulan ini lahir di Pariaman, Sumatera Barat.
Kariernya di dunia modeling melonjak pesat setelah mengikuti ajang Wajah Femina 2008, hingga meraih gelar Asian Top Model of the Year 2010 dalam acara Fashion Asia Award yang digelar di Hangzhou, China.
Pada tanggal 1 Februari 2013, Whulandary Herman dinobatkan sebagai Puteri Indonesia 2013, menggantikan Maria Selena dalam peran tersebut. Kiprahnya di ajang internasional semakin gemilang ketika dia mewakili Indonesia di kontes Miss Universe 2013 di Moskow, Rusia, di tahun pertama.
Di kompetisi tersebut, Whulandary bersaing dengan 86 peserta lain dari seluruh dunia, termasuk Yityish Aynaw yang keluar sebagai pemenang dan dinobatkan sebagai Miss Israel 2013.
Sementara Whulan sendiri berhasil melaju ke babak 11 besar, dan meraih posisi runner-up ke-3 dalam kategori Best National Costume.
Whulandary Herman menjadi Putri Indonesia kedua yang berhasil mencapai babak 11 besar di ajang Miss Universe, setelah Artika Sari Devi yang meraih prestasi serupa pada tahun 2005.
Debat dengan Miss Israel
source: VIVA
Melalui platform Instagram, Whulandary membagikan sejumlah potret yang berisi poster-poster yang dibawa oleh para pendemo yang mengungkapkan pesan solidaritas. Pesan tersebut berisi dukungan dalam bahasa Inggris demi bebasnya Palestina.
Namun, dukungan Whulandary ini mendapatkan tanggapan kontroversial dari Yityish Aynaw, Miss Israel 2013. Yityish mengingatkan bahwa banyak korban dari pihak Israel, termasuk warga yang tewas dan bayi yang diculik ke Gaza.
"Saya berharap semua influencer hari ini akan cerdas tentang konflik dan tidak hanya meng-upload omong kosong yang tidak mereka pahami," sambungnya.
Meski begitu, Whulandary tetap tegas berpegang pada pendapatnya, dan menyuarakan bahwa konflik tersebut harus dihentikan.
"Kita bisa sepakat agar tidak setuju pada konflik, tetapi kita dapat sepakat juga bahwa memperpanjang konflik tidak akan membuat kedua belah pihak lebih baik," tegas Whulandary.