IntipSeleb – Duo dancer Rowi, Roni dan Tiwi, menceritakan tentang perjalanan mereka dalam dunia tari yang diwarnai oleh perjuangan, passion, dan pembuktian diri.
Seperti apa cerita perjalanan karir dari Roni dan Tiwi? Yuk intip di bawah ini
Meragukan Kemampuannya
Roni, membagikan pengalamannya ketika awalnya orang-orang meragukan kemampuannya sebagai penari.
Namun, dengan keberhasilannya meraih juara pertama dalam sebuah ajang bakat sekolah, ia berhasil membuktikan bahwa penari pria juga bisa sukses dan diakui dalam dunia tari.
"Jadi kalau laki-laki nari dikira seperti anak perempuan itu wajar. Aku buktiinya ketika aku ikut ajang bakat di sekolah dan kebetulan Roni juara satu. Dan juga juara favorit dari situ orang tua dukung di tari. Awalnya sih gak setuju tapi karena juara dan buktiin ke orang tua kalau roni bisa dibidang ini," ucap Roni kepada awak media, baru-baru ini.
Meyakinkan Orang Tua
Tiwi, di sisi lain, berbicara tentang tantangan yang dihadapinya dalam meyakinkan orang tuanya tentang keputusannya untuk memilih karier sebagai penari.
Meskipun awalnya ada ketidakpercayaan, Tiwi berhasil mengubah pandangan orang tuanya dengan prestasinya yang gemilang, termasuk memenangkan Kejuaraan Indonesia Menari Virtual 2021, yang hanya diraih oleh beberapa orang terpilih dari ribuan peserta di seluruh Indonesia.
"Dari orang tua sendiri gak ada tekanan, tapi orang tua gak begitu mendukung ke dunia tari. Karena aku dulu fisiknya kurang banget kalau capek dikit sakit. Jadi mama kayak gak usah terlalu banyak gerak. Tapi aku bisa menyakinkan mama dan orang tua aku bisa lho. Di dunia tari bisa hidup apa lagi dengan stigma orang yang di dunia tari bisa hidup gak? Bisa ada duit gak? Ya balik lagi kita membuktikan toh sampai sekarang bisa berprestasi," ucapnya.
Juara 2 ajang KFC Mencari Bucket ini juga berbagi cerita tentang bagaimana mereka menjadi sebuah pasangan penari. Roni menyatakan bahwa inspirasi untuk membentuk duo dancer ini muncul dari konsep koreografi kontemporer di mana penari bekerja sebagai pasangan.
"Mungkin kontemporari ada sesi dimana koreo gak perorang tapi ada per couple. Mungkin dari sana awal mulanya kita nari couple," ucap Roni.
"Dari segi waktu juga kita lebih fleksibel jadi kalau mau ikut kelas kita lebih gampang karena kita lebih fleksibel. Jadi dari situ kita yaudah coba nari berdua coba bikin konten berdua," sambung Tiwi.