Jakarta – Pedagang bakso yang mengaku berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berseliweran di beberapa kota besar. Namun, siapa sangka, berkat pundi-pundi uang yang dikumpulkan para pedagang bakso di tempat perantauan menjadikan mereka memiliki kekayaan berlimpah di kampung halaman.
Bahkan, banyak di antara penjual bakso asal Wonogiri itu mempunyai rumah yang mewah dan bertingkat di kampung halamannya. Intip informasi selengkapnya di bawah ini.
Rumah Ditinggalkan dan Tak Berpenghuni
Berdasarkan laporan Cakrawala ANTV, sebagian besar rumah mewah milik para penjual bakso itu terpantau kosong dan tak berpenghuni. Kebanyakan, para pedagang bakso ini merantau ke kawasan Kalimantan, Sumatera, Jawa untuk terus mengumpulkan uang.
Bukan tanpa alasan, rumah mewah itu kosong karena para pemiliknya memilih untuk terus berjualan di kota perantauan mereka. Salah satu yang disorot oleh tim Cakrawala ANTV ada di desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, dan desa Mangunharjo, Jatipurno.
Ternyata, beberapa rumah mewah itu dibangun bukan hanya dari jerih payah di kota perantauan. Ada juga di antara para penjual bakso itu yang juga meminjam dana ke bank, selain hasil berjualan.
“Ya mayoritas orang sini tuh pedagang bakso. Kalau merantau (berjualan) bakso, mie ayam, mie ayam itu, sama jamu, jamu gendong,” kata Mely Pujiastuti dilansir IntipSeleb dari program Cakrawala ANTV pada Senin, 9 Oktober 2023.
“Kalau daerah sini tuh biasanya ada yang ke Indramayu gitu,” sambung Melu Pujiastuti.
Jadwal Pulang ke Rumah
Menurut Suparto, warga sekitar, para penjual bakso, yang mempunyai rumah mewah itu, memiliki jadwal pulang yang beragam. Ada yang pulang ke kampung 6 bulan sekali hingga satu tahun sekali.
Namun, jika ada kegiatan yang diselenggarakan di kampung halaman, para penjual bakso itu biasanya menyempatkan waktu untuk pulang.
“Ini banyak yang kosong rumahnya tuh, pada kosong. Merantau semua jualan bakso. Kalau pulangnya gak tentu. Kadang kalau ada lingkungan hajatan itu pulang, tapi kalau lingkungan itu gak ada hajatan kadang 6 bukan sekali (pulang), bahkan sampai satu tahun,” jelas Suparto.