"Saya sebagai Manager dari TP merasa malu dan gagal mendidik talent saya, dan menyatakan penyesalan sama kepada pihak korban, terkhusus saudari JA. Saya merasa menyesal tidak mengetahui informasi ini lebih cepat," cuit Jehian di akun @jehianps, Kamis, 6 Agustus 2020.
"Di sisi lain, aku yakin dan percaya bahwa manusia bisa bangkit dan memperbaiki diri menjadi lebih baik, karena itulah fungsi dari sanksi dan hukuman yang diberikan atas sebuah kesalahan. Tidak luput dari kesalahan fatal yang dilakukan TP dan sanksi2 yang JA berikan padanya," lanjut Jehian.
Turah Isyaratkan Siap Berhenti Jadi YouTuber
Lebih lanjut, Jehian menegaskan jika Turah tidak akan lari dari kesalahannya. Ternyata, Desember 2019 lalu, Turah Prathayana sempat ingin mengundurkan diri dari managemen Jehian. Sikap ini pun dianggap Jehian sebagai tindakan Turah yang siap menerima sanksi berhenti sebagai YouTuber.
"Turah bukan seseorang yang luput dari kesalahan, tapi dia tidak akan lari dari kesalahan. Turah pernah mention keluar dari management pada Desember 2019, pada saat itu saya pikir candaan. Ternyata merupakan sikap Turah siap menerima sanksi berhenti sebagai Youtuber," ungkap Jehian Panangian Sijabat.
"'Kenapa ga berhenti aja?', di antara semua sanksi yang diberikan oleh pihak JA, tidak ada arah ke sana. Semua bersifat sanksi di Tomsk. 'kenapa ga klarifikasi ke publik?', justru pada awalnya untuk melindungi korban, surat itu tidak disebar. Tapi, mungkin skrg atas kemauan JA," sambungnya.