Foto : IntipSeleb/ Wahyu Firmansyah

"Festival yang lahir di masa pandemi 2021 lalu, kini telah bertumbuh dan berkembang. Mulai dari aspek hasil karya produksi sineas, penguatan keterampilan sumber daya manusia, aspek teknologi dan fasilitas produksi, sampai aspek eksibisi dan apresiasi penonton. Ini yang menjadi latar kita memilih tema Evolve. Spirit kata Evolve juga menjadi dasar dalam mengembangkan program-program dan kerjasama di tahun ini," ungkap Rina Damayanti selaku Festival Director.

Film pembuka Jakarta Film Week tahun ini adalah "Budi Pekerti" karya Wregas Bhanuteja, produksi Rekata Studio dan Kaninga Pictures, Indonesia. Film ini sebelumnya telah tayang di Toronto International Film Festival 2023 dan menjadi satu-satunya film yang mewakili Asia Tenggara.

Film ini mengisahkan drama intens yang dialami oleh seorang perempuan paruh baya, seorang ibu, seorang pengajar yang menghadapi tekanan sosial. Sedangkan film penutup festival tahun ini adalah "Tiger Stripes" karya Amanda Neil Eu, produksi Ghost Grrri Pictures, Malaysia.

Film ini merupakan proyek film co-produksi yang melibatkan delapan negara, termasuk Indonesia, melalui Kawan Kawan Media, dan berhasil meraih penghargaan film terbaik di Cannes Critic Week pada Mei lalu.

Film ini menggunakan pendekatan body-horror dan menjadi refleksi tentang perjalanan menuju kedewasaan, menghadapi tekanan di tengah masyarakat yang religius, dengan sentuhan folklor dan tampilan visual yang menggugah.

"Setelah world premiere di Toronto International Film Festival, saya merasa senang bahwa kini film 'Budi Pekerti' bisa bertemu dengan penontonnya untuk pertama kali di rumahnya sendiri yaitu di Indonesia," tutur Wregas Bhanuteja, sutradara film "Budi Pekerti."

Kegiatan di Jakarta Film Week 2023

Topik Terkait