Jakarta – Film Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri bakal menyuguhkan adegan horor mencekam kepada para penikmat film Tanah Air mulai 14 September 2023 mendatang.
Film ini merupakan kelanjutan dari prekuelnya yang berjudul Aku Tahu Kapan Kamu Mati. Intip informasi selengkapnya di bawah ini.
Aku Tahu Kapan Kamu Mati 2 Bawa Isu Kesehatan Mental
Anggy Umbara, selaku sutradara film, menyebut ia dan Lele Laila, penulis, sengaja mengangkat tema kesehatan mental. Adegan bunuh diri pun dijadikan satu potret yang diangkat oleh mereka dalam film ini.
Anggy sadar bahwa bunuh diri merupakan isu kesehatan mental yang tabu. Namun, di sisi lain, ia pun sadar bahwa isu ini penting untuk diangkat ke permukaan.
Bagi Anggy, film ini akan sangat relate dengan anak-anak zaman sekarang.
"Anak zaman sekarang itu gampang bilang bunuh diri,” ungkap Anggy Umbara saat konferensi pers film Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri di kawasan Senayan, Jakarta, pada Jumat, 7 September 2023.
“Makanya, isu ini mau kita angkat," kata Anggy Umbara.
Anggy pun mengakali isu kesehatan mental, yang fokus kasusnya adalah bunuh diri, supaya bisa diterima dari segi entertainment atau hiburan. Maka dari itu, ia pun menyisipkan kisah horor di dalamnya.
"Untuk memasuki sisi entertainment, bunuh diri itu ada bisikan dari iblis. Nah, di film ini, setan lah yang suruh kita bunuh diri," ucap Anggy Umbara.
Yakin Bisa Lampaui Kesuksesan Prekuel
Anggy sendiri berharap film ini bakal bisa diterima oleh para penonton Indonesia. Ia pun yakin film sekuel ini bisa disambut dengan hangat oleh para penikmat film.
“Untuk saya sih, udah menyamai yang pertama aja udah bahagia,” tutur Anggy.
“Semoga bisa melebihi (prekuel) yang kedua ini,” sambungnya.
Anggy pun sempat bercerita tentang bagaimana pendekatan yang diambilnya dalam menggarap film horor. Baginya, di setiap film garapannya, harus ada sesuatu yang berbeda.
“Pasti setiap bikin film kita ingin yang berbeda. Ingin lebih baik lagi,” tuturnya.
Ia merasa, kombinasi antara visualisasi yang bagus dengan jalan cerita yang menarik merupakan kunci utama filmnya bisa disambut baik di pasaran. Kedua hal itu, katanya, butuh kerja sama yang solid di tubuh tim produksi.
“Seorang filmmaker, kita menguatkan visual dengan story telling dengan visual yang indah,” katanya.
“Kreativitas dan production harus berjalan beriringan,” pungkasnya. (nes)