Jakarta – Penyanyi Tanah Air, Teddy Adhitya baru saja merilis album ketiga bertajuk Semua, Semua. Semua, Semua ini lahir selang empat tahun album keduanya yang berjudul Question Mark ((?)) rilis dan tujuh tahun dari album perdananya, Nothing Is Real.
Dalam album ketiganya ini, Teddy menyuguhkan 12 lagu terbarunya. Intip informasi selengkapnya di bawah ini.
Tenggang Album
Soal judul, bukan tanpa alasan Teddy mengulang kata semua dalam karya terbarunya ini. Baginya, kata itu merupakan kata paling sederhana yang mampu mendeskripsikan semua bentuk emosi 12 lagu miliknya di album Semua, Semua.
Pada album ini, Teddy mengangkat dua tema besar. Keduanya antara lain cinta dan romantisisasi.
"Album ini dan seluruh isinya adalah bentuk romantisisasi dari semua bentuk emosi, semua bentuk perasaan, semua bentuk pengalaman yang diromantisisasi melalui kata-kata dan kalimat menjadi sebuah lagu dan melodi,” kata Teddy.
Karya teranyar Teddy ini terbilang punya keunikan sendiri dibandingkan sebelumnya. Kali ini, Teddy menyuguhkan lagu berbahasa Indonesia, berbeda dengan sebelumnya yang berbahasa Inggris.
“Ini album pertama berbahasa Indonesia gue yang dalam pengerjaannya gue pun banyak terkejut sama diri sendiri, dari cara penulisan dan keberanian gue untuk menulis lagu-lagu ini, keberanian untuk mengeksplorasi sisi baru dari gue,” tuturnya.
Ikuti Keberanian Project Pop Dalam Bermusik
Usai menjalani konferensi pers peluncuran albumnya di kawasan Jakarta Selatan, Teddy bercerita tentang salah satu inspirasinya dalam bermusik. Katanya, di album ini, ia cukup terinspirasi dengan grup musik Project Pop.
Menurutnya, Project Pop merupakan salah satu grup musik yang cukup berani dalam menulis sebuah lirik lagu. Teddy menganggap karya mereka cenderung santai dalam menggunakan diksi.
Setelah mendengar beberapa lagu Project Pop, Teddy akhirnya sadar bahwa seorang penulis lagu pun berhak untuk mengekspresikan dirinya tidak dengan kata-kata puitis melulu.
“Karena banyak denger Project Pop, ‘Ini orang berani banget buat lagu dan eksplorasi kata.’ Jadi, yang gua ambil dari Project Pop lebih banyak mindset eksekusi dalam menulis lirik, keberanian untuk menggunakan kata-kata tertentu, kayak ‘sumpah mati’, itu tadinya buat gua awalnya sesuatu kata yang bakal puitis banget,” terang Teddy. (rgs)