"Misalnya, identitas lu adalah adalah apa yang sedang lu rasakan, gitu. Kalau misalnya lu merasa sebagai seorang perempuan, ya berarti identitas lu adalah seorang perempuan," tambah Daniel.
Agenda yang dimaksud Daniel terlihat dari adanya tiga jenis toilet di sekolah tersebut. Di mana, tidak hanya ada toilet laki-laki dan perempuan saja, tetapi juga dipersilakan khusus untuk sebutan "gender netral".
Daniel Mananta yang kaget dengan penemuannya itu akhirnya mencoba untuk berbicara dengan para guru. Ketika mendengar jawaban para guru di sana yang membebaskan anak-anak dalam mengenal identitas seksual sejak kecil, Daniel mengambil keputusan bulat. Ia memilih tidak lagi menyekolahkan anaknya di sana.
Warganet Bereaksi
Warganet yang mendengar cerita Daniel Mananta juga ikut merasa resah. Banyak dari mereka yang langsung menyinggung pemerintah agar segera mengambil tindakan.
“Semoga viral dan pemerintah segera bertindak,” kata warganet.
“Gimana ini, tolong dong pemerintah harus peduli,” ujar warganet lain.
“Astaghfirullah.. semoga pihak yang berwenang segera mengambil tindakan,” ujar warganet mendengar pengakuan Daniel Mananta. (bbi)