Foto : Instagram/@radotvalent

IntipSeleb LokalValentino Simanjuntak dikenal publik sebagai salah satu komentator yang kerap mewarnai sejumlah pertandingan sepakbola di layar kaca. Namun, kini, pria yang juga dikenal karena jargon khasnya, 'jebret', ini memutuskan untuk berhenti dari kariernya itu.

Di bawah ini profil Valentino Simanjuntak. Simak selengkapnya.

Profil Valentino Simanjuntak

Foto : Instagram/@radotvalent

Valentino Simanjuntak, selain sempat berprofesi sebagai komentator sepakbola, juga dikenal sebagai pembawa acara. Valentino lahir pada 11 Juli 1982 silam.

Beberapa program yang telah dipandu oleh dirinya antara lain acara pencarian bakat pesulap di Trans7, The Next Mentalist dan juga acara religi Kristen di U-Channel Indonesia, Embun Sepanjang Hari.

Selain itu, Ia juga sempat menjadi pejabat sementara CEO dari Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia (APPI). Ternyata, ia juga bergabung menjadi anggota dari tim Indonesia All Star Legend (Indonesia XI) saat melawan AC Milan Legends (disebut juga AC Milan Glorie) pada bulan September 2011 lalu.

Valentino Simanjuntak Mundur Jadi Komentator

Foto : Berbagai sumber

Sebagaimana telah dikabarkan IntipSeleb sebelumnya, Valentino Jebret sempat angkat bicara soal tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa sekitar 127 orang. Mengaku prihatin dan sedih, ia mengaku hasratnya menjadi seorang komentator tengah ada di titik terendah.

"Saya sebagai bagian insan sepak bola nasional merasa prihatin dan sedih yang mengakibatkan semangat/hasrat untuk berpartisipasi dalam program BRI Liga 1 2022/2023 sudah pada titik terendah dalam karier saya sebagai host dan komentator program sepak bola nasional," tulis Valentino Jebret sebagaimana dikabarkan sebelumnya.

Maka dari itu, Valentino memilih untuk mundur sebagai komentator Liga 1. Katanya, ini adalah efek dari semangatnya yang tak lagi semaksimal sebelumnya usai tragedi Kanjuruhan.

"Saya menyampaikan pengunduran diri sebagai host dan komentator program BRI Liga 1 2022/2023 terhitung sejak 2 Oktober 2022," jelasnya.

Ia pun menuturkan bahwa sikapnya ini adalah salah satu cara dirinya berempati dan simpati kepada para korban yang meninggal. Ia pun berharap, tragedi tersebut adalah terakhir kalinya di Indonesia.

"Bahwa sikap tersebut juga sebagai bentuk rasa simpati dan empati saya kepada para korban serta seluruh insan persepakbolaan nasional. Semoga kejadian ini menjadi terakhir kalinya di dunia persepakbolaan Indonesia dan benar-benar menjadi pelajaran berharga bagi seluruh stakeholder persepakbolaan tanah air," tuturnya. (hij)

Topik Terkait