Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

IntipSeleb FilmFilm Pesantren tayang premiere di Bioskop Online pada 24 Mei 2023.Tentunya penayangan ini menjadi kabar baik, pasalnya hadirnya film Pesantren ini sudah banyak dinanti oleh berbagai pihak.

Dalam momen penayangan Film Pesantren, dilakukan juga jumpa pers yang diadakan di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Lantas bagaimana kelanjutannya? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Dihadiri Sejumlah Petinggi

Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

Acara jumpa pers ini dihadiri oleh beberapa narasumber diantaranya, Shalahuddin Siregar (Sutradara dan Produser Film Pesantren), Hj. Masriyah Amva (Kepala Pendidikan Pesantren Pondok Kebon Jambu Al-Islamy), KH. Husein Muhammad (Dosen/Prof Pesantren Pondok Kebon Jambu Al-Islamy), Muhammad Ivan Pratama (Head ofContent Bioskop Online), dan Ustaz Dennis Lim (Ustaz Muda & Public Figure).

“Saya berharap dengan penayangan film Pesantren dapat memberikan pandangan baru. Tentang kehidupan santri dan tentu tentang kesetaraan gender, di mana Pesantren Pondok Kebon Jambu Al-Islamya memiliki kepala seorang wanita. Karena kesetaraan gender itu bukan untuk merusak agama, bukan untuk merusak ajaran-ajaran, tapi untuk menguatkan agama kita," ungkap Hj. Masriyah Amva, Pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Kebon JambuAl-Islamy dikutip Intipseleb dari press release pada Kamis, 25 Mei 2023.

Sementara, pihak Bioskop Online, selaku pihak yang menayangkan film ini pun memberikan komentar senada.

“Film ini banyak dicari dan ditunggu penonton. Karena animo yang tinggi tersebut membuat kami yakin untuk menayangkan film ini. Dengan kualitas yang bagus, disertai dengan pencapaian seperti pernah terpilih di festival internasional, dapat mewakili bahwa film ini menggambarkan keunikan dari sebuah agama dan disajikan dengan cara yang menghibur, yang dapat memberikan pandangan tentang sisi lain dari agama itu sendiri,” ungkap Muhammad Ivan Pratama, selaku Head of Content Bioskop Online.

Film Pesantren sendiri adalah hasil karya sutradara Shalahuddin Siregar dan merupakan filmdokumenter yang mengajak penonton untuk menyelami kehidupan para penghuni Pondok Kebon Jambu Al-Islamy, salah satu pesantren tradisional terbesar di Cirebon.

Sekolah berbasis agama Islam yang dipimpin seorang ulama perempuan ini adalah sekolah dan rumah bagi 2000 santri putra dan putri.
Melalui kisah dua santri dan dua guru muda, kita dibawa untuk mengenal lebih dekat kehidupan para santri dan apa yang mereka pelajari.

Awal pembuatan film Pesantren ini sudah terpikirkan sejak 2012 lalu. Sejak sang sutradara menggarap film dokumenter Negeri di Bawah Kabut.

"Salah satu karakter di film dokumenter panjang pertama saya Negeri di Bawah Kabut adalah anak 12 tahun bernama Arifin yang ingin masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri, tetapi orang tuanya tidak mampu menyekolahkan ke sekolah negeri. Akhirnya mereka mengirim Arifin ke pesantren," paparnya.

"Namun ada orang-orang yang menyayangkan keputusan mengirimkan Arifin ke pesantren karena mereka mengira dia akan dididik menjadi teroris. Saya merasa terganggu dengan stigma itu, jadi setelah 2012 saya berusaha mencari bagaimana caranya supaya bisa membuat film tentang pesantren, sambung Shalahuddin Siregar.

Film Dokumenter yang Terpilih di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) 2019

Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

Setelah selesai dan ditayangkan, film ini mendapat komentar positif. Tak heran jika film ini masuk dalam kompetisi XXI Asiatica Film Festival 2020 dan terpilih di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) 2019.

IDFA adalah festival dokumenter paling bergengsi dan terbesar di dunia. Film ini juga telah tayang di Madani International Film Festivaldan sempat ditayangkan di The University of British Columbia pada Maret 2022.

Sekedar informasi, jangan sampai melewatkan penayangan terbatas premiere film Pesantren di Bioskop Online. Penayangan film ini juga menjadi momen berbagi, karena sebagian dari setiap pembelian tiket film Pesantren di Bioskop Online akan didonasikan ke Rumah Zakat.(prl).

Topik Terkait