Dee Lestari menyampaikan dengan tema itu, penulis dituntut untuk melakukan riset terlebih dahulu. Sebab, itu juga merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh penulis.
“Kompetisi Menulis Kwikku berhasil mempertahankan konsistensinya sebagai ajang menulis bergengsi dengan hadiah terbesar. Ajang ini merupakan inkubator terbaik untuk menghasilkan bakat-bakat penulis baru di Indonesia. Tema tahun ini, yang mengangkat sejarah 1998, akan memacu para peserta untuk melakukan riset, yang merupakan salah satu faktor penting dalam menulis,” ucap Dee Lestari dalam konfrensi pers yang digelar secara daring.
Kesempatan untuk Penulis Pemula
Luluk HF menganggap kompetisi menulis ini menjadi salah satu jalan dan kesempatan untuk penulis pemula mengeluarkan bakat mereka.
“Selama perjalanan menulis, saya berkenalan dan bertemu banyak teman-teman penulis pemula yang berbakat, namun belum memiliki kesempatan untuk menunjukkan karya-karyanya agar lebih dikenal publik atau pembaca. Dengan adanya kompetisi menulis Kwikku di tahun ini, semoga bisa memberikan kesempatan bagi banyak penulis-penulis untuk menunjukkan karya terbaiknya. Tidak hanya itu saja, dengan adanya kompetisi menulis Kwikku ini juga para penulis bisa belajar lebih konsisten dalam kepenulisan,” ujar Luluk HF.
Sambutan positif juga disampaikan oleh Erisca Febriani, penulis muda berbakat yang karyanya sudah tidak asing lagi bagi pembaca di Indonesia.