IntipSeleb Lokal – Muhammad Akri lebih dikenal sebagai seorang pelawak. Bersama dua orang teman-temannya, yakni Parto dan Eko, Akri tergabung dalam grup lawak Patrio.
Kini, Akri sudah mulai aktif untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini
Akri Patrio Aktif Berdakwah
Akri Patrio mulai aktif berdakwah. Saat menghadiri sebuah acara halal bihalal bersama Rhoma Irama, Akri pun diminta untuk menyampaikan wejangan oleh panitia secara dadakan.
Saat dimintai keterangan, Akri menjawab dengan rendah hati. Ia tidak ingin disebut berdakwah dan hanya mengaku mengajak saja.
"Saya berangkat dari dunia seni, tapi kalau pun tidak dakwah kelas kita bukan kelas inilah MUI, kelas kita kelas ngajak. Ada orang ngajak ngaji, kalau tipe saya lebih kepada ngajak, artinya seru-seruan. Setelah itu baru kita belajar," ungkap Akri Patrio kepada awak media di kawasan Depok pada Selasa, 25 April 2023.
Ia mengaku tidak seperti seorang ustaz yang mumpuni memberikan kajian agama. Apa yang disampaikan, diakuinya, hanya sebatas pengetahuannya saja.
"Jadi, kalau pun saya ceramah atau apa ya kadang ngalir aja, gak ada konsep seperti seorang kiyai, yang penting ketemu ayat sikat," katanya.
"Karena saya juga kan, bukan berangkat dari ini dikenal sebagai ustad awalnya. Saya sebagai temannya Parto dan Eko," sambungnya.
Akri Patrio Sempat Dalami Ilmu Agama
Bukan tanpa bekal ilmu sama sekali, Akri Patrio ternyata pernah menimba ilmu agama di pesantren. Katanya, hampir semua anggota keluarganya juga pernah menimba ilmu di pesantren.
"Ya, karena di keluarga kami nyantri itu hampir semua ngalamin, cuma masalahnya dulu kalau bapak tuh gaya hidup gak pake kurikulum lah, gak kayak sekarang," ucapnya.
"Jadi, hampir semua keluarga saya ngalamin pesantren. Ada yg setahun, tiga tahun," lanjutnya.
Namun, saat ditanya berapa lama ia belajar di pesantren, Akri enggan membeberkannya. Ia hanya menjawab dengan sebuah gurauan.
"Sekadar belajar masak aja, ngeliwet-ngeliwet, Ya, ada nasi tambahin air segini, jangan banyak-banyak. Terus, tambahin ikan tembang gitu masukin air, tutup. Jadi, nasinya enak, ikannya juga enak," tuturnya.
"Jadi, kalau dibilang berapa tahun, malu lah, karena saya nanti dikata, 'Wah pantes’ gitu," sambungnya.
Tapi, ia mengakui bahwa, dulu, ia belajar di pesantren tradisional. Pesantrennya dulu tidak semewah beberapa pesantren modern sekarang.
"Pondok sekarang itu terarah. Kalau zaman saya, memang balai rombeng, biliknya bolong ya biasa. Jadi, enggak seperti sekarang yang masyaallah. Mau masak, mau apa, dulu kan nyari kayu. Kadang, saya kalau mau masak aja nih, saya enggak pakai kayu, nyari yang kering-kering, saking susahnya. Saya kayu basah, plastik-plastik, kumpulin. Nah itu buat masak," pungkasnya. (Cy)