Foto : IntipSeleb/Yudi

IntipSeleb LokalRaja Dangdut, Rhoma Irama menyadari bahwa di tahun 2023 ini sudah mulai memasuki tahun politik. Baginya, di era sekarang, berbeda bukanlah suatu permasalahan.

"Kita sudah memasuki tahun politik. Dalam politik, dalam era demokrasi, berbeda itu satu kewajiban, wajib berbeda," ungkap Rhoma Irama saat mengisi sambutan dalam acara "Halal bi Halal MPP - MPW - MPC Fahmi Tamami" di kawasan Depok pada Selasa, 25 April 2023.

Rhoma Irama Soroti Demokrasi

Foto : IntipSeleb/Yudi

Di era sekarang, kata si Raja Dangdut, pilihan politik sudah semakin luas. Semua masyarakat dibebaskan untuk memilih pilihan yang sesuai dengan hati nurani mereka.

"Karena di sini, dalam politik itu ada hijau, ada kuning, ada merah, ada biru, ada macem-macem warna. Tidak ada satu keharusan, 'Harus pilih warna apa', tidak," kata Rhoma Irama.

Bahkan, bagi Rhoma Irama, sistem demokrasi mengharuskan sebuah perbedaan. Meski berbeda, ia ingin agar masyarakat tidak terpecah-belah.

"Demokrasi wajib berbeda, tetapi tolong dicatat, tidak boleh bermusuhan. Kalau tidak ada perbedaan itu namanya otokrasi. Kalau Demokrasi harus berbeda. Ketika kita berbeda wajib bersatu," terang Rhoma Irama.

Rhoma Irama Soroti Pemilu

Foto : IntipSeleb/Yudi

Bukan hanya omong kosong, Rhoma Irama pun membeberkan idenya soal persatuan. Menurutnya, memberikan edukasi kepada seluruh elemen masyarakat menjadi hal penting dalam mewujudkan persatuan bangsa.

"Bagaimana mengimplementasikannya? Oleh karena itu, kita wajib mengedukasi umat bahwa politik bukan alat pemecah belah bangsa," ucap Rhoma Irama.

Rhoma tidak ingin semua perangkat demokrasi menjadi sebab perpecahan bangsa Indonesia. Salah satu yang disoroti olehnya adalah proses Pemilihan Umum (Pemilu).

Ia berpesan agar hajat Pemilu tidak dijadikan alat sebagian oknum untuk memecah-belah masyarakat. Bahkan, katanya, jika Pemilu menjadi sebab perpecahan, ia ingin Pemilu ditiadakan.

"Kalau setelah Pemilu kita bermusuhan, kalau setelah Pemilu kita terbelah, jangan pakai Pemilu lagi dah," tuturnya.

"Mau ngapain pemilu kalau pemecah belah umat. Itu artinya kita melawan Pancasila itu sendiri. Sila ketiga adalah persatuan Indonesia. Kalau dengan Pemilu terjadi perpecahan Indonesia, ngapain pemilu?" sambungnya.

Topik Terkait