IntipSeleb Lokal – Pendakwah Islam, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih akrab disapa Gus Miftah mengunggah sebuah konten di Instagram pribadi miliknya belum lama ini. Berdasarkan unggahannya tersebut, Gus Miftah mengaku sudah berceramah di sebuah gereja di hadapan 200 Pendeta dan 50 Romo.
Berdasarkan video singkat yang diunggah olehnya, Gus Miftah menjabarkan tentang toleransi beragama. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Toleransi Beragama
Menurut Gus Miftah, perbedaan seharusnya mengantarkan seseorang pada sebuah keharmonisan. Di sebuah perbedaan, penting untuk bisa memahami ketidaksamaan antara satu dengan yang lain.
"Toleransi dan kedamaian. Hidup di dalam perbedaan seharusnya dapat mengajarkan kita untuk menemukan keharmonisan hidup bersama melalui toleransi. Caramu melakukan sesuatu bukanlah satu-satunya cara, hargailah cara pandang orang lain," ungkap Gus Miftah dilansir IntipSeleb dari Instagram pribadi miliknya pada Sabtu, 22 April 2023.
Gus Miftah mengingatkan bahwa beragama adalah menghayati ajaran untuk diri sendiri. Seseorang tidak disarankan olehnya untuk mengurusi nilai agama orang lain sebelum menuntaskan nilai keagamaannya sendiri.
"Kamu mungkin benar, tapi mereka juga tidak salah. Toleransi menjadi sulit ketika orang lupa beragama itu untuk mengatur diri sendiri, bukan untuk mengatur orang lain. Banyak orang beragama yang bahkan belum menggenapi pelaksanaan nilai agama untuk dirinya sendiri, tapi sibuk mengurusi perilaku orang lain," katanya.
Gus Miftah Anjurkan Tidak Saling Menyerang
Selain itu, Gus Miftah tidak ingin umat beragama untuk saling menyerang. Hidup berbeda dan berdampingan tidak membuat seharusnya membuat seseorang saling memberikan kasih sayang.
"Ini islamku, adakah kau tahu perasaanku saat mendengar lantunan azan. Hai saudara Nasraniku, bagaimana perasaanmu saat suara lonceng menyapa telingamu? Hidup berdampingan, tapi tidak saling menyerang. Hidup bersebelahan, kasih sayang tidak pernah pudar," ucapnya.
Untuk masalah peribadatan, setiap orang punya cara masing-masing. Namun, katanya, perbedaan itu tidak untuk menjadi titik tolak perpecahan.
"Aku dengan masjidku, kau dengan gerejamu. Berjalanlah di atasnya dengan berdamai, jangan menyinggung, jangan pula bercerai. Cengkerama tak meninggikan, obrolan tak membelah, hidup aman, dan tenteram di setiap siang dan malam," pungkasnya. (nes)