Foto : Freepik.com

IntipSeleb Gaya Hidup – Hampir sebagian besar umat Islam di Indonesia mengenal istilah halal bihalal atau halalbihalal. Tradisi ini biasanya dilakukan usai menjalani salat Idul Fitri berjemaah.

Namun, siapa tahu makna dan sejarah halal bihalal? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Makna Halal Bihalal

Foto : www.freepik.com/freepik

Kata halal bihalal atau halalbihalal ternyata sudah tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam KBBI, halalbihalal atau halal bihalal diartikan sebagai hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang.

Berdasarkan penuturan salah satu ahli tafsir Al-Qur'an di Indonesia, Quraish Shihab, halal bihalal bisa dimaknai sebagai penyelesaian masalah, mencairkan yang beku, dan melepaskan ikatan membelenggu. Dalam salah satu karyanya, Quraish Shihab menuturkan bahwa kata halal dapat diartikan sebagai sesuatu yang bukan haram, jika ditinjau dari segi hukum.

Dirangkum dari berbagai sumber, secara praktik, tradisi halal bihalal merupakan salah satu tradisi saling memaafkan yang biasanya dilakukan setelah selesai melaksanakan salat Idul Fitri. Tradisi ini sendiri berkembang di Indonesia.

Sejarah Halal Bihalal di Indonesia

Foto : Wikipedia

Jika bicara sejarah, pasti akan ada beberapa versi. Hal ini termasuk juga sejarah tradisi halal bihalal.

Dilansir dari berbagai sumber, ada yang mengatakan bahwa tradisi halal bihalal ini dipopulerkan oleh seorang penjual martabak asal Indonesia yang berjualan di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936 silam. Diketahui, penjual tersebut dibantu oleh seseorang yang kerap mengatakan, "Martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal."

Versi lain, disebutkan bahwa tradisi ini pertama kali dicetuskan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948. Salah satu tokoh Islam di Indonesia itu memperkenalkan tradisi halal bihalal ini kepada Presiden Soekarno.

Katanya, KH Abdul Wahab memperkenalkan ini dalam rangka meredam sosial yang saat itu memanas. Sebagaimana diketahui, kala itu, konflik antarpemimpin atau politik tengah bergejolak.

Atas masukan dari KH Wahab, akhirnya, Soekarno mengundang para tokoh politik ke istana guna menghadiri silaturahmi yang diberi judul "Halal Bihalal". Hal ini terjadi pada momen lebaran tahun 1948 silam. Diceritakan, para tokoh politik itu duduk satu meja guna saling memaafkan satu sama lain. (nes)

Topik Terkait