IntipSeleb Film – Film Buya Hamka, salah satu film yang akan meramaikan jagat perfilman Tanah Air. Film tersebut mulai tayang hari ini, 19 April 2023 di bioskop Indonesia.
Dalam film biopik berjudul Buya Hamka, Vino G Bastian memainkan peran utama sebagai Hamka.
Usut punya usut, film itu menyorot sepak terjang Buya Hamka semasa hidupnya. Diketahui, sosok Buya Hamka juga memiliki peran berarti baik bagi perkembangan sastra maupun Islam di Indonesia. Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk baca artikel selengkapnya!
Vino G Bastian Bersyukur Film Buya Hamka Dapat Apresiasi dari Tokoh Nasional
Vino G Bastian aktor yang berperan sebagai Hamka. Ia mengaku bersyukur jika film barunya tersebut mendapat apresiasi dari banyak tokoh nasional, salah satunya Din Syamsudin mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Film ini melalui penggelodokan yang luar biasa panjang dan lumayan lama, karena banyak sekali hal yang perlu disampaikan dari tokoh yang bernama Buya Hamka. Tokoh yang multidimensi, tokoh agama, pahlawan nasional, orang-orang jurnalis, tokoh pers bahkan seorang kepala keluarga yang luar biasa," Ungkap Vino G Bastian saat ditemui di Plaza Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 18 April 2023.
"Alhamdulillah kalau memang film ini bisa menjadi rujukan untuk teman-teman belajar tokoh-tokoh nasional kita, ulama. Saya rasa cocok karena film ini pun dari mulai skripnya sudah melalui kualiti-kualiti yang luar biasa, mulai dari para tokoh-tokoh nasional, maupun dari ahli-ahli agama," katanya lagi.
Mantan MUI Ajak Masyarakat Nonton Film Buya Hamka
Disatu sisi yang berbeda, Din Syamsuddin mengajak masyarakat khususnya yang muslimin untuk menonton film Buya Hamka. Sebab film tersebut memiliki pesan mendalam yang bisa menjadi pencerahan hidup.
"Khususnya umat Islam, untuk berbondong-bondong untuk nonton Buya Hamka. Saya berkayakinan film ini tidak sekedar karya seni, tapi adalah pesan dakwah, pesan pendidikan, dan merupakan pencerahan bagi kita semua," tutur Din Syamsuddin.
Sekedar informasi, film Buya Hamka bagian pertama ini menceritakan saat Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi itu. Hamka juga menulis sastra koran dan cerita romannta disukai para pembaca.
Kemudian, Hamka dan keluarganya pindah ke Meda, karena Hamka diangkat menjadi pemimlin redaksi majalah Pedoman Masyarakat. Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya.
Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang saat salah satu anak mereka meninggal dunia karena sakit. Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi, sehingga Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.