"Tetapi kemudian saya gendong, tetapi saat saya lihat jarinya cukup kuat, kemudian saya menggunakan alat tambahan supaya bisa sampai ke pedal, masalah belum bisa membaca not balok, kemudian solusinya adalah dengan memberi warna pada setiap not balok untuk membantu mengenali not," kata Lidiana.
Pada usia lima tahun, Nathasia pertama kali mengambil ujian piano di The Associated Board of the Royal Schools of Music, London. Tahun ini Nathasia menjadi peserta ujian termuda yang dicatat Indonesia dengan Level Grade 5. Grade ini setara dengan kemampuan pengajar piano tahap awal.
Lidiana sangat meyakini, anaknya memiliki bakat. "Tetapi bakat itu hanya 20 persen bisa membuat orang menjadi mahir, 80 persen selebihnya adalah hasil latihan. Bakat dan latihan inilah yang harus didukung orangtua," ucapnya.
Lomba Bertahap
Nathasia, anak semata wayang sekaligus pelajar kelas dua Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk, Jakarta itu mulai perjalanannya dari berbagai lomba. Secara bertahap dia mengikuti lomba di Jakarta, Surabaya, kemudian Singapura, Hongkong, dan kemudian Amerika.
Ratusan prestasi telah diraihnya baik dalam pada kompetisi dalam dan luar negeri, termasuk pada akhir 2022 Nathasia mengikuti acara World Championships of Performing Art di California, Amerika serikat dan Nathasia merupakan menjadi peraih tiga medali emas pertama, tiga medali perak, serta overall winner untuk Indonesia. Peristiwa ini menjadikan dirinya sebagai orang pertama yang membentangkan merah putih di panggung international di Amerika Serikat dengan Perolehan 3 mendali emas dan 3 medali perak serta 2 overall winner.