IntipSeleb Gaya Hidup – Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan berita merebaknya penyakit demam keong, khususnya di wilayah Sulawesi Tengah. Kementerian Kesehatan RI mencatat sudah ada lebih dari 200 orang yang terkena penyakit tersebut.
Demam keong atau dalam dunia medis dikenal Schistosomiasis merupakan penyakit langka yang hanya ada di wilayah-wilayah tertentu. Demam keong disebabkan oleh cacing schistosoma japonicum yang menginfeksi manusia melalui perantara keong. Dilansir dari laman Halodoc, yuk simak sejumlah fakta demam keong.
1. Menular melalui air yang terkontaminasi
Penyakit demam keong bisa ditularkan lewat air yang terkontaminasi cacing. Di mana, cacing yang ditemukan pada siput air tawar bisa menginfeksi seseorang ketika cacing yang masih dalam bentuk larva menembus kulit saat orang tersebut kontak dengan air yang terkontaminasi.
Di dalam tubuh, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa dan pengidap schistosomiasis bisa mencemari air tawar itu dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit. Keong yang membawa parasit ini hidup di air tawar, seperti sungai, danau, waduk, atau kolam. Jadi, mandi dengan air langsung dari danau atau sungai yang tidak tersaring bisa menyebabkan kamu terinfeksi penyakit tersebut.
2. Penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria
Demam keong nerupakan penyakit yang paling banyak ditemukan di negara-negara tropis, seperti Afrika, beberapa bagian Amerika Selatan, dan Asia. Sayang, karena kurangnya pengetahuan mengenai penyakit ini, penanganannya cenderung terabaikan. Padahal, dampaknya cukup berbahaya.
Jika sudah terinfeksi, parasit tersebut bisa tetap tinggal dalam tubuh selama bertahun-tahun dan merusak berbagai organ, seperti kandung kemih, ginjal dan hati. Bahkan, penyakit ini menempati urutan kedua setelah malaria sebagai penyakit parasit yang paling mematikan menurut Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
3. Gejala demam keong
Penyakit ini kurang diperhatikan karena gejala awalnya yang mirip dengan penyakit lain sehingga sulit terdeteksi. Namun, gejala awal yang bisa dalam beberapa hari setelah terinfeksi mungkin adalah gatal dan ruam kulit.
Setelah 30-60 hari terinfeksi, gejala demam keong yang patut diperhatikan adalah:
- Demam.
- Panas dingin.
- Batuk.
- Nyeri otot dan nyeri.
Bila tidak diobati dalam waktu lama, gejala bisa berkembang menjadi lebih parah, seperti:
- Sakit perut.
- Pembesaran hati (hepatomegali).
- Darah dalam urine yang juga disebut hematuria.
- Kesulitan atau nyeri saat buang air kecil (disuria).
- Darah dalam feses (kotoran) atau disebut juga hematochezia.
- Keguguran.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, telur bisa menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Hal tersebut mengakibatkan pengidap bisa mengalami kejang, lumpuh, atau radang sumsum tulang belakang.