Foto : Instagram/@jeromepolin

IntipSeleb Lokal – Sosok Jerome Polin lagi-lagi ramai dikomentari negatif di media sosial. Ini menjadi kesekian kalinya influencer yang terkenal dengan konten bertema Jepang tersebut jadi bulan-bulanan di dunia maya.

Bahkan, seorang netizen membeberkan bahwa ternyata banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang tak suka dengan Jerome Polin. Apa sebabnya? Yuk, langsung scroll!

Jerome Polin Dihujat

Jerome Polin kini kembali jadi bulan-bulanan netizen. Berawal dari unggahannya yang ikut meramaikan tren meme hewan capybara yang dipanggil masbro, Jerome justru berujung ramai disindir dan dihujat.

Unggahannya tersebut dianggap merusak suasana dan membuat tren meme capybara tersebut jadi tak menyenangkan lagi.

Sudah saatnya kita berhenti masbro masbro karena jerome dah ikutan, saatnya cari hewan lain,” tulis netizen dengan akun @abet_424 yang mengawali ramainya hujatan terhadap Jerome Polin.

Banyak yang menganggap influencer yang lahir pada 2 Mei 1998 itu kerap melontarkan candaan yang berlebihan dan aneh.

“Dah bubar bubar, ada orang sok asik,” komentar netizen.
“Bubar bubarrr ada orang cringe,” timpal yang lainnya.

Dibenci WNI yang Tinggal di Jepang?

Foto : Twitter/askrlfess

Banyaknya hujatan yang ditujukan untuk influencer yang menempuh pendidikan di Universitas Waseda, Jepang itu membuat seorang netizen dengan akun @sisthaaaaa membeberkan bahwa Jerome Polin sebenarnya banyak dibenci WNI yang tinggal di Jepang.

Well teman-teman orang Indo yang juga tinggal di jepun banyak yang anti-Jerome. Mostly karena dia dianggap KY terutama saat ngonten di public space. Terus juga sering terlalu menggeneralisasi ketika ngasih info soal Jepang. Gitu lah,” tulis @sisthaaaaa yang diketahui merupakan bagian dari diaspora Indonesia di Jepang.

KY sendiri adalah singkatan dari Kuuki Yomenai, yang maknanya adalah sifat seseorang yang tidak bisa membaca situasi dan tidak peka sehingga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.

Julukan tersebut disebut tertuju pada Jerome Polin karena saat membuat konten, ia dianggap tak peka dengan privasi dan kebiasaan orang Jepang di tempat umum.

Topik Terkait