“Sebelum itu kan gue memang bangun pagi untuk salat, itu susah setengah mati, jangankan untuk salat ke sajadah, gue untuk balikin badan gini di tempat tidur, keringetan gue,” kata Irgi.
“Singkat cerita gue ke tempat temen gue, gue diinfus gue di akupuntur, pulang dari situ jam 10 terus karena itu hari jumat gue mampir ke rumah temen gue nah sampai siang udah gitu jumatan. gue bilang ‘om, saya ikut’. Waktu setelah kotbah sebagainya, tiba-tiba waktunya salat, gue ikutin, ngangkat nil (tangannya),” kenang Irgi terhadap penyakitnya. (Cy)