“Dia nantangin gua begini, ‘pernah ngajii?’ (Tio jawab) ‘pernah, bisa tapi lupa’,” cerita Tio.
Kemudian, Ali Imron menawarkan diri untuk mengajar Tio Pakusadewo mengaji dan bisa lancar hanya dalam dua pertemuan saja.
“(Kata Ali Imron) ‘Mau enggak saya ajarin dua kali aja sudah bisa (ngaji) lagi’. Belajarlah gua sama dia, benar-benar cuma dua kali pertemuan, gua bisa lagi ngaji, keren metodenya,” jelas Tio.
Dari situlah Tio mulai tertarik dengan Ali Imron dan obrolan mereka semakin luas.
“Itu yang buat gua mau ngobrol sama dia. Dia bilang tidak ada teroris di Indonesia ini yang punya barang bukti lebih besar dari saya selama ini, sejarah terorisme di Indonesia, barang bukti saya TNT 2 ton,” kenangnya.
“(Ali Imron bilang) ‘terus saya dengarnya sampean itu sudah lama, beda kiprahnya, sampean di dunia narkoba, anak-anak penjara sini sudah tahu, orang tahu saya ahli bom, sampen ahli bong (alat narkoba),” sambungnya.
Hubungan mereka pun semakin akrab, bahkan masih berhubungan baik sampai sekarang. Tio juga sudah bisa mengendalikan diri dalam penjara dengan segala persoalannya di kasus kedua. (nes)