Foto : Berbagai sumber

IntipSeleb Lokal – Sosok Tiko masih terus menyita perhatian publik setelah kisahnya viral mengurus ibu dengan gangguan jiwa atau ODGJ di rumah mewah terbengkalai. Banyak orang penasaran bagaimana mereka bertahan hidup tanpa listrik dan air.

Akhirnya, Tiko dan tetangga di sekitarnya pun membeberkan seperti apa cara mereka bisa bertahan selama 11 tahun di rumah tersebut. Seperti apa? Yuk baca selengkapnya di sini!

Cara Tiko dan Ibu Eny Tinggal di Rumah Terbengkalai

Foto : YouTube/Dendenny

Tiko mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup, dia hanya menggunakan lilin untuk penerangan dan mengambil air dari tetangga.

"Jadi, air ngambil dari sebelah (tetangga) kan ada Sanyo, ngambil seember, seember gitu. Kalau untuk listrik gak ada, penerangan pakai lilin," ucap Tiko dilansir dari laman VIVA, Jumat, 6 Januari 2023.

Kini, Tiko diketahui bekerja sebagai seorang satpam di kawasan rumahnya tinggal. Namun, rupanya sebelum itu, ia sempat mencari nafkah dengan berjualan gorengan keliling.

"Ya aku memang kan mama sebelum kondisinya separah ini emang masih ada usaha dagang gorengan, jadi aku keliling jualan. Semakin kemari mama kondisinya semakin buruk. Jadi, aku ditawarin untuk jadi sekuriti setempat di sini. Aku sampai sekarang itu kerja di sini kurang lebih empat tahun. Kalau untuk memburuknya mama, aku enggak begitu tahu karena memang kondisinya kan aku enggak tahu progresnya. Tahunya sudah parah seperti ini saja," kata Tiko.

Tetangga Bongkar Cara Tiko dan Ibu Bertahan Hidup

Foto : berbagai sumber

Di sisi lain, salah seorang tetangga juga membeberkan bagaimana Tiko dan sang ibu mendapatkan uang selama ini. Tetangga bernama Fadli mengatakan Ibu Eny menjual perabotannya lewat sepucuk surat yang dikirimkan ke tetangga terdekat.

"Jadi gini, dia bawa surat. Nulis noted. Assalamualaikum Ibu Haji. Ini saya butuh beras, saya mau jual pot. Terus ya sudah, dibantu" kata Fadly

"Jadi Tiko bawa pot ke rumah, bawa hordeng di rumah dijual. Barang-barang dari rumahnya," imbuhnya.

Tetangga tersebut tak merinci tahun pasti kejadian tersebut. Namun, seingatnya kala itu Tiko masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Saat itu mungkin Tiko masih SD mau SMP. Ya sudah, kita bantu. Tapi nggak ke semua warga. Hanya kita-kita saja yang memang dianggap dekat," tambah Fadly.

Disebutkan juga bahwa warga sempat mendatangi rumah Ibu Eny untuk memberikan bantuan. Namun tak diperbolehkan masuk lantaran kondisi kejiwaan Ibu Eny makin buruk.

"Cuma, kalau kita nolongin langsung nih, bawain dia beras ke rumah, baru buka pintu itu, langsung diusir histeris, 'Heh, dia kamu ngapain itu? mau maling dia itu'. Tapi dia nggak pernah mengganggu keluarga di sini," katanya. (hij)

Topik Terkait