IntipSeleb Lokal – Kasus Ferdy Sambo membuat banyak anggota polisi terseret. Salah satunya Kombes Susanto, yang terseret kasus Pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat (Brigadir J).
Kombes Susanto pun menangis di persidangan, dia kecewa lantaran sang jenderal berbohong. Karier yang dibangun selama 30 tahun hancur di titik terendah dan keluarga pun malu. Penasaran ungkapan Kombes Susanto? Simak artikel di bawah ini.
Jenderal Kok Bohong
Kombes Susanto menangis di persidangan tersangka Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat, atau yang akrab disapa Brigadir J. Sambo dalam kronologi pembunuhan disebut sebagai otak dan dalang, mengecewakan semua jajaran kepolisian.
Hal ini diungkapkan oleh Kombes Susanto, yang namanya ikut terseret dalam kasus pembunuhan Brigadir J, pada Juli lalu. Kombes Susanto pun mengaku kecewa dengan Ferdy Sambo.
Kombes Susanto kecewa berat kepada Ferdy Sambo lantaran berbohong dalam menutupi kasus pembunuhan Brigadir J.
"Kecewa, kesal, marah, jenderal kok bohong. Susah cari jenderal," kata Kombes Susanto, seperti dilansir dari Instagram @lambe_turah, pada Rabu, 6 Desember 2022.
Keluarga Malu
Kombes Susanto sudah meniti karirnya sejak 30 tahun lalu. Namun baru kali ini dia mengalami titik terendah berkat ulah Ferdy Sambo yang membohongi seluruh instansi kepolisian, atas kasus pembunuhan Brigadir J.
Kombes Susanto pun akhirnya didemosi 3 tahun dari Jakarta. Hingga keluarganya menanggung malu atas peristiwa yang menimpa instansi kepolisian.
Bahkan kata Komber Susanto, seluruh keluarganya paranoid jika menonton televisi dan melihat media sosial. Dia tidak menyangka kariernya akan hancur di tangan seorang jenderal yang dia banggakan, setelah mengabdi kepada negara 30 tahun lamanya.
"Keluarga kami malu, kami paranoid nonton TV, media sosial, jenderal kok tega menghancurkan karier. 30 tahun kami mengabdi, hancur di titik nadi terendah pengabdian saya," ujar Kombes Susanto.
Belum lagi yang lainnya, anggota-anggota hebat Polda Metro Jaya. Bayangkan, ujarnya, biasanya mereka sebagai Kepala Bagian Penegakan Hukum (Kabag Gakkum) yang biasa memeriksa polisi yang nakal, sekarang diperiksa oleh kepolisian.
"Bayangkan majelis hakim, kami yang biasa memerika polisi yang nakal, kami yang diperiksa. Bayangkan majelis hakim, bagaimana keluarga kami," ujar Kombes Susanto. (bbi)