“Setelah sekian lama berada di tempat tanpa dibekali APD akhirnya Tony memutuskann untuk membawa anaknya pulang ke rumah. Sampai rumah pun mereka langsung memanggil dokter dan dokter memberikan health certificate untuk Isis, menyatakan kalau Isis sehat,” katanya.
Namun, 100 warga setempat mendatangi kediaman rekan Nana dan memaksa keduanya untuk kembali karantina sampai waktu yang tidak ditentukan meski telah menunjukkan sertifikat keterangan sehat. Data pribadi seperti foto, video, alamat hingga nomor telepon bapak dan anak itu pun tersebar.
“Malam itu juga rumah Tony pun didatanngi oleh lebih dari 100 orang, Tony bahkan menunjukkan health certificate itu namun tidak diterima dan akhirnya mereka dipaksa untuk balik ke karantina dan melewati hari Nyepi di karantina tanpa pemeriksaan kesehatan ataupun standard APD yang seharusnya. Foto, video, alamat sampai no telfon Tony dan Isis pun disebar kemana-mana seakan mereka buronan,” tuturnya.
Bapak dan anak itu dikarantina paksa di kamar mandi
Selain itu, Nana juga mengunggah kamar mandi tempat dimana anak dan bapak itu dikarantina paksa. Kata dia, keduanya hanya diberi nasi bungkus tanpa pengawasan medis, tanpa APD, dan surat-surat yang jelas. Bapak dan anak itu tidak diperkenankan untuk pulang sampai alat test datang.
“Ini adalah tempat mereka ditaruh sekarang, tanpa pengawasan medis, tanpa dokter, tanpa APD, tanpa surat-surat jelas. Mereka diberi nasi bungkus dan tidak diperkenankan untuk keluar sasmpai alat test datang,” ujarnya.