IntipSeleb Lokal – Tangis histeris datang dari keluarga Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) dalam sidang pemanggilan saksi yang digelar kemarin. Bibi Brigadir J menilai kasus ini terlalu banyak drama yang tak kunjung usai hingga harus segera diselesaikan dengan sejujurnya.
Dengan tangis histeris dan nada tinggi, bibi Brigadir J meminta Bharada Eliezer menjadi saksi yang sejujurnya. Dia minta jangan ada yang ditutupi demi ketenangan almarhum Brigadir J dan keluarga. Bagaimana tangis bibi Brigadir J? Baca artikel di bawah ini.
Tangis Bibi Brigadir J
Kasus pembunuhan Brigadir J sudah memasuki tahap serangkaian persidangan. Mulai dari sidang dakwaan hingga pemanggilan saksi. Namun pada sidang terakhir keluarga Brigadir J datang termasuk bibi dan pacarnya Vera Simanjuntak.
Keluarga Brigadir J masih tak terima dengan kasus pembunuhan anaknya itu. Pihak keluarga yang diberi kesempatan untuk berbicara pun menangis dan berteriak histeris dalam persidangan.
Yakni bibi Brigadir J yang menangis sambil bicara nads tinggi kepada Bharada Eliezer yang memintanya untuk bicara jujur terkait motif pembunungan sebenarnya. Dia meminta untuk Bharada E menjelaskan fakta sebenarnya yang dilakukan antara Ferdy Sambo, Kuat Maruf, Putri Candrawati dan RR.
Dia mengaku hanya berharap kepada Bharada E untuk membantu membela Brigadir J. "Jadi sekarang kejujuranmu yang kami minta. Tentang ibu PC, Ferdy sambo, sekarang ini jujur kamu. Biar kami lega, biar almarhum tenang," setidaknya itulah ungkapan perih bibi Brigadir J terhadsp Bharada E, seperti dilansir dari Instagram @insta_julid, Rabu, 26 Oktober 2022.
Ditenangkan Kuasa Hukum
Nada keras dan tinggi bibi Brigadir Yosua nampaknya membuat Bharada Eliezer, merasa bertambah sedih dan luka. Walau sebenarnya dia sudah meminta maaf kepada kedua orang tua Brigadir J sebelum sidang di mulai.
Bharada E juga bahkan sempat berujar akan berkata sejujurnya tentang pembunugan Brigadir J dan membelanya untuk terakhir kali. Namun tuntutan keluarga Brigadir J semakin besar saat persidangan di mulai.
Kuasa Hukum Bharada Eliezer, Rudy, sempat mengelus punggung kliennya untuk ikut menenangkan. Sentuhan itu berarti bagi Bharada E untuk menjaga emosional kliennya tetap tenang.
Mendengar permohonan dari bibi Brigadir J yang emosional dan menyampaikannya dengan nada tinggi pun membuat Bharads E hanya bisa mengangguk tanda setuju. Dia tidak mengatakan sepatah katapun untuk menjawab permintaan itu. (jra)