IntipSeleb Lokal – Hacker Bjorka sampai saat ini masih menjadi pusat perhatian publik usai meretas jutaan data pribadi warga dan pejabat Indonesia. Namun, Mahfud MD mengatakan sudah mengantongi gambaran identitas hacker tersebut.
Masih menjadi pertanyaan seperti apa sosok Bjorka, tiba-tiba saja Deddy Corbuzier mengunggah konten terbarunya yang berhasil mengundang Bjorka. Lantas, siapa dia? Langsung scroll artikelnya di bawah ini!
Deddy Corbuzier Undang ‘Bjorka’
Sejumlah warganet dan tim pemerintah dibentuk untuk mencari sosok hacker Bjorka yang meretas jutaan data pribadi warga dan pejabat negara. Hacker tersebut bahkan mengungkap data pribadi Menkominfo Johnny G Plate ke publik.
Selang kehebohan dalam pencarian tersebut, tiba-tiba saja Deddy Corbuzier mengunggah konten YouTube terbarunya. Dalam unggahan tersebut, ia menulis tentang keberhasilannya mengundang Bjorka.
“Kita berhasil mengundang BJORKA!, Saya Adalah Korban” tulis halaman gambar depan akun YouTube Deddy Corbuzier.
Dalam unggahan itu, ia memberikan unggahan tersebut dengan judul ‘DEMI KEAMANAN, IDENTITAS KAMI SAMARKAN. BJORKA HACKER KITA!!’
Namun sosok asli Bjorka dalam unggahan Deddy Corbuzier membuat kaget publik. Sebab, detik ke-19, sosok Bjorka itu adalah Dustin Tiffani.
“Kita tahu siapa orangnya, manager kita udah dapet nomornya jadi langsung saja, kenapa anda hack data-data pemerintah,” tanya Deddy Corbuzier.
“Saya gak hack sama sekali tapi justru saya di bobol nomornya,” kata Dustin.
Kantongi Identitas Bjorka
Di sisi lain, Mahfud MD dalam konfrensi pers mengungkapkan sudah mengantongi gambaran identitas Bjorka dan sudah terlacak.
Kita terus menyelidiki, karena sampai sekarang memang gambaran-gambaran pelakunya sudah terindentifikasi dengan baik oleh tim dan Polri, tetapi belum bisa diumumkan,” ujar Mahfud MD dalam tayangan YouTube sebuah progam TV, dikutip Rabu, 14 September 2022.
“Gambaran-gambaran siapa dan di mananya itu kita sudah punya alat untuk melacak itu semua,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Mahfud MD juga membongkar motif Bjorka meretas jutaan data pribadi yang dinilai tak membahayakan.
“Motifnya juga ternyata gado-gado. Politik, ekonomi, jual beli itu dan sebagainya. Motif-motif seperti ini itu tidak ada yang membahayakan,” jelas Mahfud MD. (hij)