IntipSeleb Lokal – Nama dokter cantik Reisa Broto Asmoro sudah tak asing lagi di telinga publik. Dirinya sempat menjadi juru bicara tim penanganan COVID-19 menggantikan Achmad Yurianto.
Diketahui telah menikah, nyatanya Reisa Broto Asmoro tak terlalu mengekspos perihal sosok suaminya, yakni Tedjodiningrat Broto Asmoro. Ternyata, suami dokter Reisa bukanlah orang sembarangan. Beliau adalah seorang pengusaha sekaligus Kanjeng Pangeran dari Keraton Surakarta/Solo.
Lantas seperti apa sosok dari suami dokter Reisa? Simak kabar selengkapnya di bawah ini.
Sosok Tedjodiningrat Broto Asmoro
Sosok suami Reisa Broto Asmoro memang tak terlalu terekspos. Meskipun beberapa kali dokter Reisa mengunggah potret bersama dengan keluarganya, namun sosok suami dokter Reisa tak terlalu terekspos publik.
Dengan akun Instagram bernama @kanjeng_pangeran, akun tersebut dalam mode private dan tak ada keterangan lebih lanjut dalam bio Instagramnya.
Akan tetapi, Kanjeng Raden Harya Tumenggung (KRHT) Tedjodiningrat Broto Asmoro nyatanya pernah berbincang terkait kehidupan pribadinya dalam podcast ‘Ayo Jadi Pengusaha’ di tahun 2020.
Dalam podcast yang dipandu oleh Dr. Anggawira, Tedjodiningrat menceritakan sedikit perihal profesinya yang merupakan seorang pengusaha.
Ketertarikan Tedjodiningrat kepada dunia usaha di awali saat kuliah semester 2. Saat itu ia heran dengan salah satu kedai roti bakar yang laris manis dan tak sepi pembeli. Akhirnya ia ikut mencoba membuat usaha yang sama bersama dengan teman-temannya.
"Kafe saya (yang pertama kali) namanya Barito Kafe. Saya gak cuma amati tiru modifikasi, cuma amati tiru aja. Waktu itu bosen kan, cuma roti nasi goreng minuman gitu," kata Tedjodiningrat Broto Asmoro dikutip dari Podcast Ayo Jadi Pengusaha, 2020 silam.
Tips berbisnis
Namun sayang bisnis dengan kawan-kawannya tak bertahan lama karena sibuk aktif organisasi, hingga akhirnya kafe tersebut tutup. Kendati demikian diakui oleh lulusan Trisakti itu bahwa tiap kali berkumpul tetap ada usaha-usaha kecil bersama dengan temannya.
"Tapi tetep yang namanya kita ngumpul ada lah usaha usaha, usaha pengapikan, usaha foto copy, terus di akhir-akhir saya masih semester berapa 7 atau berapa, udah punya sama temen-temen nih, jasa bikin skripsi. Pengetikan, bukan gue yang ngetik juga, tapi jasanya, idenya," kata Tedjodiningrat sambil bercanda.
Usai hal itu, ia pun meneruskan bisnis-bisnisnya yang lain hingga sekarang, Ia pun sempat menyinggung bahwa yang terpenting dalam menjadi pengusaha adalah niat awalnya yakni semangat. Setelah ada semangat pasti ada ide dan diikuti dengan aktivitas realisasi dari ide-ide tersebut.