Foto : Instagram/sinausabrangmdp

IntipSeleb LokalNoe Letto ternyata pernah menjadi ateis hingga pada akhirnya memutuskan memeluk agama Islam. Meskipun menjadi muslim, Noe mengaku masih ragukan hadis.

Dirinya lebih memilih menempatkan Al Quran di posisi teratas dibandingkan hadis. Bagaimana penuturannya? Simak selengkapnya berikut ini.

Ragukan hadis

Foto : youtube/cahayauntukindonesia

Noe Letto pernah mengaku menjadi seorang ateis secara sadar. Hingga akhirnya saat dirinya tengah kesulitan di Kanada, dirinya mampir ke Masjid. Di sana ia bertanya kepada seorang Syeikh tentang setan. Hal itu lah yang membuat dirinya serasa tertampar dan memeluk agama Islam.

"Seandainya setan berkembang biaknya membelah diri gimana? Jadi makhluk yang baru pun melakukan dosa seperti makhluk sebelumnya. Wah ketampar saya disitu, berati kemampuan saya memahami agama bukan dari limitasi agama. Tetapi limitasi pemahaman dan data yang saya miliki," kata Noe Letto dikutip dari YouTube Cahaya untuk Indonesia.

Kendati kini telah menjadi muslim, Noe ternyata masih meragukan hadis dan memilih percaya kepada Al Quran.

"Dalam sistem agama saya harus masuk pada aksioma, jadi dalam agama yang paling saya percaya sampe saat ini yang tinggi posisinya, yang saya percaya cuma Al Quran, titik. Hadits itu masih ragu kadang-kadang," aku Noe Letto.

Jelaskan kemungkinan tidak akurat

Foto : Instagram/sinausabrangmdp

Noe Letto pun mencoba menjelaskan apa yang dipahaminya. Menurutnya, hadis bisa memiliki kemungkinan adanya distorsi sehingga ada kemungkinan tidak akurat.

"Karena periwayatannya, karena, ini mohon maaf ya saya lebih percaya pihak Madinah daripada hadis, ini logika adalah pihak Madina adalah kanjeng Nabi pegang langsung, jadi saya bisa melihat banyak keputusan yang dilakukan Nabi langsung di situ. Tapi ketika hadis itu udah 100 atau 150 tahun dikumpulkan, itu ada kemungkinan distorsi. Saya gak ngomong itu salah, tapi ada probability tidak akurat," jelas Noe Letto

"Tapi kalau ngomong Al Quran dan pihak Madinah, Al Quran pasti lebih tinggi, probabilty akurasinya sangat tinggi, saya hanya perlu percaya 100 persen pada Al Quran, yang perlu saya ragukan adalah pemahaman saya terhadap Al Quran," sambungnya.

"Kalau saya mengistilahkan seperti wudu, Al Quran itu air mutlak, kalau tafsir itu mustamal, udah bekas wudu orang, jadi harus mengumpulkan banyak agar bisa diwuduin lagi," pungkas Noe Letto. (jra)

Topik Terkait