Foto : Instagram/roymarten5213

IntipSeleb Lokal – Roy Marten merupakan aktor Tanah Air yang sudah malang melintang di dunia hiburan. Bakat beraktingnya sudah tak diragukan lagi dan menurun ke anak-anaknya, salah satunya adalah Gading Marten

Namun tak banyak yang tahu bahwa ternyata Roy Marten pindah agama dari Islam ke Kristen. Ia juga pernah mengalami kehidupan yang sulit dan menjadi gelandangan. Lantas, seperti apa kisahnya? Langsung scroll artikelnya di bawah ini.

Pindah Agama

Foto : instagram/roymarten5213

Tak banyak yang tahu bahwa ayah Gading Marten, Roy Marten dulunya adalah seorang pemeluk agama Islam. Hal ini ia bongkar saat menjadi bintang tamu dalam podcast yang dipandu Helmi Yahya. 

Roy Marten mengatakan bahwa ia terlahir dari orang tua yang beda agama. Ayahnya merupakan seorang pemeluk agama Islam, sedangkan ibunya penganut agama Kristen.

Roy Marten pun mengikuti ayahnya. Ia bahkan memiliki nama yang terkesan Islami dan soleh.

“Nama Saya Roy Wicaksono Abdul Salam. Abdul Salam itu bapak saya," kata Roy Marten.
"Abdul Salam itu namanya Islam banget," tanya Helmi Yahya.
"Bapak saya itu semua muslim, dari keluarga muslim," sambung Roy Marten dikutip dari YouTube Helmy Yahya Bicara.

Selang beberapa tahun kemudian, Roy Marten justru mantap memutuskan pindah agama dari Islam ke Kristen. Keputusan ini ia lakukan dan kemudian bercerai dengan istri pertamanya, Farida Sabtijastuti. Roy bahkan mengaku sudah mantap  dengan pilihannya itu.

Namun sayangnya, sampai saat ini Roy Marten tidak pernah memberikan klarifikasi soal alasannya pindah agama. Ia hanya mengatakan bahwa keputusannya itu mantap dilakukan dan merasa baik-baik saja dengan hal tersebut.

Sempat Jadi Gelandangan

Foto : IntipSeleb/Wahyu Firmansyah

Terlepas dari permasalahan keyakinannya, Roy Martendulunya sempat merasakan hidup susah. Ia disebut sempat menjadi gelandangan lantaran tak memiliki uang untuk membayar uang kosan.

Hal ini berawal saat Roy Marten tak bisa mencari pekerjaan. Ia mengaku saat itu kondisinya sangat sulit untuk mencari pekerjaan.

“Gelandangan, kos gak bisa bayar kayak gitu di Grogol," ungkap Roy.

Lebih lanjut, karena terlalu sulit mendapatkan pekerjaan dan tambahan biaya sehari-hari, Roy Marten memilih untuk mengajak berkelahi para sopir.  Hal ini ia lakukan lantaran tak bisa membayar uang transportasi.

“Yah kita naik bus, ketika itu 10 perak itu pun tidak bisa membayar, jadi yaudah ajak aja berantem," tutup Roy Marten. 

Topik Terkait