Naila menambahkan bahwa selama ini sibuk dengan karirnya sebagai pelatih dan penerjun payung, namun ia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Antonio yang sudah dididik keras oleh suaminya, Chris dari Inggris sejak 5 tahun lalu latihan sepak bola. Bahkan Antonio juga di asuh serius oleh pelatih Liga Premiere Inggris secara serius.
"Saya berharap, nantinya akan ada Antonio Antonio lainnya yang bisa menembus kejuaraan sepak bola internasional. Dan pertandingan nanti akan menjadi kado bagi saya dan keluarga bahwa ini adalah prestasi Antonio yang membanggakan bagi kami sekeluarga dan Indonesia," harap Naila.
Proses Seleksi Super Ketat
Sementara Direktur Kompetisi IJSL, Dede Supriyadi mengatakan bahwa Indonesia Junior Soccer League (IJSL) yang membuat Antonio bisa berangkat ke Swedia adalah sebuah kompetisi usia dini dari usia 10-12 tahun yang tah berdiri sejak tahun 2012. Tambah Dede, sampai saat ini masih terus berjalan. IJSL juga pernah menggarap liga kompas U15 di Gramedia sebagai pendiri dan penanggung jawab untuk kompetisinya.
"Kenapa kita buat IJSL, karena kita lihat liga kompas itu semua di fasilitasi kompetisi dan pemain di berangkatkan Gothia Swedia. Saya juga ingin pada saat anak-anak masuk liga kompas dia sudah siap semuanya dan mentalnya, siap kalah, siap menang," ucap Dede.
Dede menambahkan, bahwa saat ini sudah masuk 11 tahun berdirinya IJSL. Dan setiap tahun, pemain terbaik IJSL di berangkatkan mengikuti ajang dunia tersebut. Termasuk sejak tahun 2017 lalu, IJSL pernah ikut ke China, dan pada 2018, 2019 ke Hainan Internasional ada 17 negara ikut kompetisi U12 bersama Brazil, Jerman, Australia dan Jepang, dan mendapat rangking 4. Namun ajang tersebut sempat terhenti sejak pandemi Covid-19.