IntipSeleb – Kabar duka datang dari penyanyi sekaligus penulis lagu Tanah Air, Kunto Aji. Sang Ayahanda tercinta, Panselut Budi Anggoro dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 14 Juni 2022.
Berita duka tersebut disampaikan oleh pelantun Terlalu Lama Sendiri itu lewat akun media sosialnya. Berikut ini informasi selengkapnya mengenai kabar meninggalnya ayah dari Kunto Aji.
Meninggal Dunia Karena Kanker
Kunto Aji Wibisono atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kunto Aji, mengabarkan lewat akun media sosialnya yakni Instagram dan Twitter perihal kabar bahwa sang ayah telah meninggal dunia. Diketahui ayah Kunto Aji meninggal dunia usai berjuang melawan kanker.
Dirinya memposting ulang instastory dari istrinya, Dewi Syariati. Dalam postingan tersebut, pihak keluarga memohon maaf atas kesalahan sang ayah semasa hidup. Tak lupa, mereka juga meminta agar dipanjatkan doa yang terbaik.
“Assalamualaikum wr.wb, Innalillaahi Wa Inna Ilaihi Rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Suami/Ayah/Akung kami tercinta: Panselut Budi Anggoro Bin Sosrolumakso, Selasa, 14 Juni 2022,” tulis Dewi Syariati dalam instastory-nya, dikutip IntipSeleb dari akun @peonyandherself pada Rabu, 15 Juni 2022.
“Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan almarhum semasa hidupnya dan memohon doanya semoga amal ibadah almarhum selama hidupnya diterima di sisi Allah SWT,” sambung istri dari Kunto Aji itu.
Sebelumnya Kunto Aji sempat mengungkap jika ia sangat sedih memikirkan kondisi sang Ayah yang sedang berjuang melawan kanker. Hal itu disampaikannya melalui sebuah utas di akun Twitternya.
“Setahun belakangan ini sungguh melelahkan, melihat beliau berjuang melawan cancer, dari sehat segar bugar rajin olahraga, hanya dalam setahun badan habis,” tulis Kunto Aji lewat akun @KuntoAjiW
Mengaku Belajar dari Ketegaran Ridwan Kamil
Kunto Aji juga menyampaikan bahwa kondisi sang Ayah selama sakit membuat perasaannya begitu kalut. Ia bahkan mengaku sampai susah untuk berkonsentrasi. Namun, dirinya berusaha belajar dari ketegaran Ridwan Kamil dalam menghadapi cobaan.
“Jujur bokap lagi sakit kritis begini, kepala jadi penuh. Susah konsen. Tapi setelah baca gimana Pak Ridwan Kamil merespon cobaan yang beliau terima, rasanya jadi lebih adem. Menerima kehilangan gapernah mudah. Tapi bagaimanapun ada pertemuan ada perpisahan,” lanjut Kunto Aji. (bbi)