“Dalam buku itu diceritakan Tuhan itu udah jauh sendiri. Jadi Tuhan yang sebenarnya masih dipertanyakan. Tapi dalam buku itu ya, karena dibaca belum di usianya, aku berhenti di bab 2,” paparnya.
“Aku baca buku itu selalu berusaha netral. Walaupun beragama tapi baca bukunya perasaannya bertentangan, gak bakal dapat intisarinya. Akhirnya berhenti, dan memahami sendiri bahwa Tuhan itu ada,” tutup Gita Sinaga. (nes)