IntipSeleb – Anne Avantie merupakan seorang desainer kondang Indonesia ini ternyata memiliki pengalaman yang cukup mengejutkan publik. Ia mengaku lahir dari keluarga Muslim, ayahnya Anna penganut agama Islam namun ia mantap memilih agama Katolik.
Meski begitu, Anna Avantie mengaku seringkali rutin berkurban pada hari raya Idul Adha. Alasannya pun buat kaget. Seperti apa kisahnya? Simak selengkapnya di bawah ini.
Lahir dari Keluarga Muslim
Anna Avantie merupakan seorang desainer yang cukup terpandang di Indonesia. Ia kerapkali menghasilkan busana yang memukau bahkan menjadi idaman banyak orang. Terakhir, ia bahkan membuat produksi APD secara massal untuk melindungi petugas dari virus.
“Tetap semangat kami membuat baju PEDULI APD untuk PAHLAWAN KEMANUSIAAN yang mempertaruhkan NYAWA untuk orang lain bertarung melawan CORONA," tulis Anne Avantie.
Terlepas dari busananya, Anna Avantie ternyata memiliki kisah spiritual yang cukup unik. Ia mengaku terlahir dari keluarga muslim lantaran ayahnya memeluk agama Islam. Namun, Anna sendiri memilih untuk menjadi pemeluk agama Katolik.
Ia mengaku keluarganya memang penuh toleransi bahkan di rumah Anne, terdapat 4 agama yang berbeda-beda. Meski begitu, ia tetap menjaga keimanannya sampai saat ini.
"Persahabatan kan seperti mata dan tangan. Kalau tangan terluka, mata yang menangis. Kalau mata kena debu, tangan yang mengusap. Tuhan menciptakan kita untuk cinta kasih. Kalau mau tahu, ada 4 agama di dalam rumah saya. Dan saya lahir di rumah itu penuh cinta." ucap Anna.
Suka Berkurban
Meski beragama Katolik, Anna ternyata rutin melakukan kurban di hari raya Idul Adha. Alasannya melakukan hal tersebut karena ayahnya yang sudah meninggal dunia itu.
“Kebetulan bapak saya pada akhir hidupnya beliau menjadi seorang muslim, karena itu saya bersyukur sampai pada hari ini setiap Idul Adha saya tidak pernah tidak kurban untuk almarhum,” kata Anna.
Lebih lanjut, ia juga melakukan hal tersebut untuk menghormati ayahnya itu. “Saya selalu merasa tidak akan ada kehidupan hari ini, seburuk apapun kondisi orangtua kita, cerita-cerita tentang masa lalu mereka, mereka itu ada untuk kita pelajari langkahnya, Bukan untuk kita kuliti salahnya,” sambung Anna. (jra)