IntipSeleb – Andrew Smith atau yang dikenal sebagai Wahyu Soeparno Putro ini menjadi pesinetron ikonik yang dikenal lewat sinetronnya yang berjudul Toyib Minta Kawin.
Namun, di balik kesuksesannya dalam berkarier Wahyu Soeparno Putro ini memiliki kisah yang cukup mencengangkan hingga akhirnya memilih untuk pindah agama. Lantas, apa itu? Simak selengkapnya di bawah ini.
Pesinetron Multitalent
Wahyu Soeparno Putro biasa dipanggil Wahyu Bule ini merupakan warga asli dari Australia. Ia merupakan pesinetron yang dikenal multitalent dan berbakat dalam berperan dengan segala karakter.
Mulai dari pelukis, hansip, hingga berdandan layaknya wanita membuat nama Wahyu Soeparno Putro melejit dan dikenal masyarakat banyak. Lewat perannya tersebut, ia berhasil memerankan sinetron ikonik diantaranya adalah Berbagi Cinta dan Toyib Minta Kawin.
Tak hanya sukses dalam pesinetronan, Wahyu Soeparno Putro juga sukses menjadi pembawa acara. Ia sempat membawakan acara Rahasia Sunnah, Milyader Geser Pagar.
Jadi Penganut Agama Buddha Sebagai Syarat Masuk SD
Tak ada yang menyangka bahwa pria kelahiran Skotlandia pada 28 Juli 1963 ini besar dengan ajaran agama Buddha. Uniknya, ia memilih agama Buddha sebagai keyakinannya sebagai syarat untuk masuk ke Sekolah Dasar karena harus memiliki keyakinan.
Di sisi lain, kedua orang tua Wahyu tak memeluk agama manapun, Wahyu pun hanya secara mengasal memilih agama Buddha sebagai keyakinanya. Hal ini membuat Wahyu muda tidak memperdalam agamanya dan malah mementingkan hal manusiawi.
''Meski sejak kecil saya menganut (agama) Buddha, saya lebih mementingkan berprestasi secara duniawi, punya harta dan pekerjaan yang membanggakan,” ucap Wahyu Soeparno Putro.
Sebut Azan Menganggu
Wahyu Soeparno Putro menceritakan kisahnya pertama kali pindah ke Indonesia pada 1999. Melansir Republika, ia menetap di Yogyakarta di rumah seorang pria bernama Soeparno. Rumah bapak Soeparno ini ternyata bersebelahan dengan masjid sehingga suara azan terdengar jelas.
Wahyu mengaku saat itu ia merasa suara azan sangat menganggu telinganya. Ia bahkan menganggap suara azan dari masjid sebagai ‘musuhnya’ karena menganggu jam tidurnya dengan suara yang dianggap gaduh.
Putuskan Pindah Agama
Namun siapa sangka, terbiasa mendengar suara azan membuat hati Wahyu justru luluh. Ia menjadi terbiasa bangun 5-10 menit sebelum azan subuh lantaran suara yang selalu ia dengar berkumandang tiap hari. Hal ini membuatnya kebingungan. Sebab, ia mengaku sejak kecil sangat sulit bangun subuh.
“Ini yang membuat saya heran, padahal sejak kecil saya tak pernah bisa bangun pagi, tapi di sana (Yogyakarta) saya mampu merubah pola hidup saya untuk bangun pagi,” kata Wahyu.
Singkat cerita, Wahyu akhirnya tertarik dengan ajaran agama Islam, ia pun bertemu dengan seorang ustaz dan akhirnya mendapatkan ilmu tentang keyakinan menjadi mualaf. Ia pun kemudian mengucapkan syahadat sekaligus berganti nama menjadi Wahyu Soeparno Putro. Prosesi 'hijrah' itu dilakukannya di masjid yang mengumandangkan adzan Subuh dekat rumahnya, yang dulu dianggap telah mengganggu tidurnya.
Mantap Ingin jadi WNI
Tak hanya menjadi mualaf, Wahyu juga mengaku sudah mantap menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Ia mengaku semenjak jadi mualaf, ikatan batinnya sudah berada di Indonesia.
“Daya tarik kenapa saya mau jadi warga negara Indonesia, karena disini saya jadi mualaf sehingga seperti ada ikatan batin,” kata Wahyu.