"Kami juga bangga karena Satria Dewa: Gatotkaca adalah film perdana dari Semesta Satria Dewa dan menjadi film Indonesia pertama yang memiliki ekosistem yang lengkap dari MOBA game, animasi, merchandise sampai musik yang bisa memberikan pengalaman penuh bagi fans lokal dan internasional,” sambungnya.
Dalam menghadapi pandemi COVID-19 tentunya tidak mudah untuk sang produser, Celerina Judisari ia menyampaikan bagaimana perjuangannya saat syuting ditengah pandemi COVID-19.
“Film Satria Dewa Gatotkaca merupakan film pertama yang shooting dengan crew besar yang bergerak ke luar kota di tengah pandemi. Dalam masa 35 hari produksi, tidak ada satupun crew yang terkena covid karena protokol kesehatan yang ketat. Kesulitan yang dialami disebabkan adanya berbagai penyesuaian kreatif di lapangan akibat proses persiapan yang banyak dilakukan melalui daring dan adanya keterbatasan lokasi akibat pandemi," katanya.
"Sementara itu beberapa adegan aksi ternyata memerlukan waktu shooting yang lebih panjang. Namun demikian semua dapat teratasi karena koordinasi di lapangan yang baik dan adanya keinginan besar cast dan crew utk memberikan hasil yang maksimal,” terangnya.
Kesulitan Menghadirkan Visual yang Apik
Sutradara film Satria Dewa: Gatotkaca, Hanung Bramantyo mengungkapkan bagaimana sulitnya menghadirkan visual yang apik untuk film ini. Sebab, seluruh pengerjaan visual effect dikerjakan oleh pihak yang profesional.