IntipSeleb – Baru-baru ini warganet dibuat heboh karena sebuah thread atau utas di Twitter yang dibagikan pada hari Minggu, 30 Januari 2022. Thread tersebut berisi curhatan seorang pria Bernama Dwiki Andoyo yang tak lolos Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) karena payudara dan bentuk kakinya.
Bagaimana kronologi kejadian sebenarnya? Simak artikel selengkapnya berikut ini.
Tak lolos karena pembesaran payudara laki-laki dan bentuk kaki X 10 cm
Foto : Twitter/@dwikiand
Akun Twitter Dwiki Andoyo, @dwikiand membagikan curhatannya mengenai ketidaklolosannya mengikuti tes CPNS karena posturnya tidak sesuai. Ternyata, memiliki postur tubuh menjadi poin penting yang menjadi penilaian di posisi yang Dwiki lamar.
“Diawal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementerian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor,” tulis akun twitter @dwikiand dilansir oleh IntipSeleb, Rabu, 2 Februari 2022.
Dwiki juga melengkapi pernyataannya itu dengan dua gambar yang berisi nilai yang Dwiki peroleh pada ujian tersebut dan juga pernyataan bahwa ia tidak lolos.
Di dalam gambar tersebut, terlihat bahwa Dwiki mencapai nilai tertinggi dalam tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Namun, tampaknya hal itu bukanlah hal yang menjadi permasalahan. Namun ternyata ia tak lolos dalam hasil tes Kesehatan umum dan jiwa.
Oleh sebab itu, Dwiki pun mengajukan sanggahan dan meminta penjelasan untuk detail bagian mananya yang menjadikannya tak lolos uji seleksi ini.
Dwiki pun mendapatkan jawaban atas sanggahannya tersebut. Dikatakan bahwa ia tidak lolos karena adanya pembesaran payudara pada dirinya.
“Jawaban sanggah: Hasil pemeriksaan Kesehatan sebagai berikut; pembesaran payudara laki-laki, kaki bentuk X 10 cm,” tulis balasan sanggahan yang diajukan oleh Dwiki.
Meskipun demikian, Dwiki mengaku menulis hal tersebut di Twitter bukan berarti ingin menyalahkan pihak tertentu.
“Akhir kata, saya tidak ada maksud memojokan ataupun menyalahkan satu atau dua pihak. Hanya sekedar berbagi kepada teman-teman bahwa banyak faktor yang harus dipenuhi untuk menjadi orang yang memiliki cita2 tinggi membangun negeri. Pintar tidak cukup kawan, postur penting, Terima kasih,” tulis Dwiki Andoyo di akhir threadnya.
Beberapa warganet mengaku mengalami hal yang serupa
Cuitan Dwiki di Twitter menuai berbagai respons dari warganet. Ada yang menyebutkan bahwa ia juga pernah mengalami hal yang sama seperti yang Dwiki alami.
“Hampir mirip sama pengalaman saya tahun lalu. Tidak lolos karena tes kesehatan dan kebugaran, padahal akumulasi nilai paling besar dibanding pesaing yang lain. Sudah coba sanggah lewat website dan email, tapi tetap tidak merubah hasil,” tulis seorang warganet.
“Di BUMN pun juga mirip-mirip. Saya pernah ditolak di KAI kerana tes kesehatan menunjukkan overweight (kegemukan). Note: Yang saya lamar Bagian Legal,” komentar warganet.
“Mirip kejadian yang dialami para TMS-1 di seleksi CASN 2021 @INFOBNN. Bedanya, peserta yang nilai akumulatifnya tertinggi ini dianggap gagal hanya karena psikotestnya gak memenuhi ambang batas. Padahal ambang batasnya sendiri sejak awal gak diumumkan nilainya berapa,” sahut warganet lainnya. (nes)