IntipSeleb – Dewi Dee Lestari sempat membuat pernyataan yang membuat heboh. Sebab, ia memutuskan untuk pindah agama dari Kristen menjadi penganut agama Buddha.
Kepada Daniel Mananta, penulis sekaligus penyanyi ini menceritakan sempat memutuskan untuk tidak beragama. Lantas, seperti apa kisah spiritual Dewi Dee Lestari hingga memutuskan untuk pindah agama? Langsung scroll artikelnya di bawah ini.
Besar di Ajaran Agama Kristen
Dewi Dee Lestari mengatakan bahwa dalam kehidupannya ia dibesarkan dengan ajaran agama Kristen. Apalagi, sang ibu merupakan petinggi gereja yang kerap membimbing Dewi Dee Lestari untuk selalu beribadah ke Gereja setiap minggunya.
Namun, Dewi justru sedikit kesal dengan kegiatannya untuk ke Gereja melakukan sekolah Minggu bagi umat Kristiani. Sebab, menurutnya di hari minggu itu merupakan hari libur yang hanya ia punya pada saat sekolah dulu.
“Hari Minggu gue tuh selalu bertanya-tanya, kenapa sih gue gak bisa libur kaya anak-anak lain, karena dulu kan kita sekolah ampe Sabtu kan? Minggu tuh cuma satu-satunya kesempatan gue libur, bertahun-tahun gue selalu tanya kaya ‘Why, gue harus sekolah Minggu?” ucap Dewi Dee Lestari dilansir IntipSeleb pada YouTube Daniel Mananta Network.
Dapat Lamunan ‘Brutal’
Namun, walau besar dengan ajaran agama Kristen, Dewi Dee Lestari selalu menjalani ibadatnya ke Gereja lantaran suruhan dari sang ibu. Akan tetapi, semua itu berubah ketika Ibu Dewi Dee Lestari meninggal dunia.
Ia kemudian merasa ada kebebasan di hari Minggu ketika tidak ada suruhan lagi dari sang ibu untuk pergi ke Gereja. Suatu saat, Dewi Dee Lestari kemudian mendapat lamunan ‘brutal’ tentang posisi Tuhan dan Iblis.
“Sampai tiba-tiba suatu malam, gue lagi sendirian di kamar, gue merenung dan melamun begini, ‘Kalau Tuhan adalah putih dan Iblis adalah hitam, bagaimana putih bisa tahu dia putih kalau tidak ada hitam, dan bagaimana hitam tahu dia hitam kalau tidak ada putih?” tanya Dewi.
“Artinya putih ini punya ketergantungan sama besar terhadap hitam sebagaimana hitam pun tergantung kepada putih, jangan-jangan posisinya equal (sejajar) dong harusnya,” kata Dewi.
Sontak saja, lamunan itu membuat Dewi Dee Lestari terkejut. Ia kemudian tersadar dan kemudian mematahkan lamunan brutalnya itu.
Mengobrol dengan Tuhan
Lamunan ‘brutal’ yang dipikirkan Dewi Dee Lestari pun membawa beberapa pertanyaan dibenaknya tentang keyakinan iman yang dianut selama ini. Sampai suatu ketika ia mendapat pengalaman yang buat bulu kuduk merinding.
Sebab, Dewi Dee Lestari menemukan satu buku dengan judul ‘Conversation with God’ atau Obrolan dengan Tuhan. Buku itu menceritakan tentang seorang penulis yang ingin meminta jawaban dari Tuhan. Hingga akhirnya jawaban itu muncul.
Hal ini ternyata terjadi juga dengan Dewi Dee Lestari ketika ia tengah membuat journal dari buku tersebut. Tiba-tiba saja, penulisan Dewi Dee Lestari seolah membuat obrolan dari Tuhan kepadanya.
“Ketika gue nulis, tulisan gue itu berubah. Dari yang aku, aku, aku berubah menjadi kamu, kamu, kamu. Itu seperti kaya ada orang yang mengambil alih tiba-tiba perspektifnya berganti, bukan gue lagi yang bercerita tetapi kaya ada sesuatu yang mengamati hidup gue dari luar,” ucap Dewi.
“Dan gue menyadari lah ini terjadi percakapan, setelah gue amati gue mau tanya, ‘ini siapa?’ terus muncul jawaban yang buat gue gemeter karena jawabannya adalah ‘This is God’ (akulah Tuhan),” sambungnya.
Putuskan Tak Beragama
Namun, walau sudah mendapat beberapa petunjuk, Dewi Dee Lestari justru malah memutuskan untuk tak beragama terlebih dahulu. Ia mengaku keputusannya ini diambil untuk beristirahat dari keraguan iman yang dijalankan sampai saat ini dan mengetahui lebih dalam tentang apa yang ia pelajari soal agama.
“ (dari petunjuk sebelumnya) ini arahnya kemana sih? tapi gue ikutin aja gitu, dan sampai beberapa hari, disitu gue bilang sendiri bahwa kayaknya ini saatnya gue break sebentar (untuk tak beragama), dari situ gue memutuskan untuk tidak beragama” kata Dewi.
Putuskan Masuk Buddha
Namun, perjalanan spiritual Dewi Dee Lestari tentang keyakinan imannya itu berbuah manis. Ia kemudian menemukan sebuah pencerahan lewat buku meditasi.
Dari situlah, ia kemudian tertarik menjadi Buddhist dan mendalami agama Buddha hingga mendapat nama barunya yakni Siricandani. (jra)