Foto : Instagram/dr.tirta

IntipSeleb – dr.Tirta diketahui sebagai salah satu dokter yang penuh kontroversi karena berani untuk blak-blakan. Salah satunya adalah saat ia menceritakan kisah spiritualnya yang sebelumnya ateis dan akhirnya memutuskan masuk Islam. 

Cerita dr.Tirta pun membuat sebagian orang merinding. Lantas, apa itu? Simak selengkapnya di bawah ini. 

Orang Tua Beda Agama

Foto : Instagram

dr.Tirta diketahui terlahir dari orang yang tua yang beda agama. Ayahnya merupakan keturunan Jawa dan beragama Islam, sementara ibunya keturunan Tionghoa yang merupakan non-muslim.

Masa kecilnya dr. Tirta dilalui dengan cukup sulit sebab keluarganya kesulitan ekonomi. 

“Aku lahir dalam kondisi yang jujur gak enak ya. Bapakku adalah seorang petani, dia Jawa dan Muslim. Ibuku keturunan Chinese, dia lulusan pertanian, tapi karena gak duit dia jadi karyawan dan non-muslim. Mereka nikah, melahirkan aku anak tunggal. Yang gak ada duit juga, jadi anaknya cuma satu doang,” ucap Dokter Tirta dilansir IntipSeleb dari YouTube Talk Show tvOne.

Jadi Ateis Karena Tragedi 1998

Foto : Instagram

Melalui masa kecil yang cukup sulit dan susah ekonomi, dr.Tirta juga harus mengalami kisah yang cukup mengerikan di tahun 1998. Ia mengatakan di tahun 1998, ibunya nyaris termakan kobaran api lantaran harus kabur dari serangan warga. 

Dari situlah, dr.Tirta baru mengenal soal agama dan SARA hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi ateis untuk melindungi keluarga dan dirinya sendiri. 

“Dari situ aku tau tentang rasialisme, SARA, dan agama. Dan aku memutuskan untuk atheis dulu. Dari dulu SD, SMP, SMA,” ucap dr.Tirta.

Belajar Dua Agama

Foto : Instagram/@dr.tirta

Walau mengaku walau cukup takut dengan SARA, dr.Tirta mengatakan tidak pernah berhenti belajar agama. Masih merasa tidak tahu apa yang harus diyakini, dr.Tirta mengaku mempelajari dua agama yakni Islam dan Kristen. Ia bahkan mengatakan dalam seminggu bisa ke tempat pengajian dan juga ke Gereja. 

Alasan dr.Tirta waktu kecil cukup simpel. Sebab, ia merasa jika berada di tempat ibadah dua agama akan mendapatkan voucher ke Surga lebih banyak.

“Gue ngerasa gini, bokap gue muslim, terus gue kan di zaman kecil, karena gue sendiri, gue sering mampir ke TPA (Tempat Pengajian Anak) di kamis, minggunya ke sekolah minggu, karena gue mikirnya kecil kalau gue ke dua tempat ibadah, voucher gue ke Surga tambah banyak,” ucap dr. Tirta kepada YouTube Denny Sumargo.

Tamparan untuk dr.Tirta dari Kisah Ayahnya yang Menangis Kena Hujat

Foto : youtube/starpro indonesia

Namun, dr. Tirta merasa tertampar ketika berusia 17 tahun. Ia mendapat cerita bahwa ketika anak dari ayah yang seorang muslim tidak mengikuti keyakinannya saat besar dari orang tua beda agama, akan dinyatakan gagal. 

Kala itu, ayah dr.Tirta menangis karena dihujat oleh satu pesawat lantaran dinyatakan gagal karena tidak bisa membawa anaknya memeluk agama Islam. 

“Bokap gue curhat ke nyokap waktu gue SMA, gue denger, bokap gue mau umroh, itu di pesawat dia curhat sambil nangis, dia  dihujat satu pesawat bahwa kamu gak usah umroh, kamu didik anak kamu aja gagal,” kata dr.Tirta.

“Wah gue panas kan, gue denger gue diem aja itu terpendam di umur 17, sampai akhirnya gue umur 22, oke gue muslim,” sambungnya. 

Putuskan Masuk Islam

Foto : Instagram

Akhirnya karena kejadian tersebut, dr. Tirta memutuskan untuk menjadi mualaf dan mengikuti keyakinannya sampai saat ini. Meski begitu, ia mengaku tetap menghargai dan menghormati agama lainnya. (jra)

Topik Terkait