"Lewat film Losmen Bu Broto, selain nostalgia, kita menampilkan konflik keluarga di masa sekarang dengan peran wanita yang kuat dan dilema yang dihadapinya. Para wanita di film ini, Bu Broto, Mbak Pur dan Jeng Sri menjadi topik sentral, hal ini tentunya menjadi sangat relevan dengan yang terjadi di masyarakat Indonesia," ujar Andi Boediman, selaku Produser Losmen Bu Broto.
“Keseluruhan film diambil di Jogjakarta dan sekitarnya, destinasi wisata yang kaya dengan budaya Jawa. Kami memadukan berbagai unsur seperti lokasi, busana, karya seni, musik dan kuliner untuk mewujudkan Losmen Bu Broto” imbuhnya.
Menghidupkan Karakter Lama
Sementara itu, Produser Losmen Bu Broto, Robert Ronny menganggap para pemain yang memerankan tokoh dalam film tersebut bisa menghidupkan lagi karakter-karakter yang awalnya diciptakan oleh Tatiek Maliyati dan Wahyu Sihombing itu.
"Dari awal kita memang memilih aktor-aktris yang terbaik dan berpengalaman untuk menghidupkan dan memberikan nafas baru pada karakter-karakter legendaris ini. Akting duo Maudy, Mathias Muchus, Putri Marino dan Baskara sangat-sangat memuaskan di film ini,” ujar Produser Losmen Bu Broto, Robert Ronny.
Menanggapi konflik antara Bu Broto dan Jeng Sri, Maudy Koesnaedi mengungkapkan, bagaimana karakter Bu Broto yang saat ini ia perankan.