Jakarta – Ditahan pada 2016 lalu karena kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin, Jessica Wongso sempat dicap sebagai pembunuh berdarah dingin, psikopat dan label negatif lainnya.
Alih-alih tersinggung, Jessica Kumala Wongso menanggapi tudingan tersebut dengan santai dan tak ambil pusing. Scroll untuk membaca selengkapnya!
Bukan Hal Mudah Bagi Jessica Wongso
Jessica Wongso bebas bersyarat pada Minggu, 18 Agustus 2024 setelah 8 tahun lebih ditahan akibat kasus kopi sianida yang menewaskan sahabatnya, Wayan Mirna Salihin.
Dianggap sebagai pembunuh berdarah dingin lantaran dianggap santai saat menyaksikan Mirna tewas di depan matanya hingga proses persidangan berlangsung, Jessica Wongso tak mau ambil pusing dengan asumsi yang dilekatkan padanya tersebut.
“Nggak apa-apa, karena ya mungkin mereka nggak kenal saya. Jadi kalau nggak kenal ya hanya mengasumsikan kalau saya seperti itu. Hanya karena ya mungkin beberapa video atau apa yang mereka liat, terus mereka berbicara seperti itu, ya itu juga haknya mereka sih untuk berbicara seperti apa,” ungkapnya dikutip dari kanal YouTube Fristian Griec Media Official pada Senin, 19 Agustus 2024.
Kendati demikian, tak dapat dipungkiri bahwa sama sekali tak mudah menjalani serangkaian proses persidangan dengan semua mata memandangnya dengan tatapan sinis dan penuh tuduhan. Akan tetapi, Jessica Kumala Wongso memilih untuk fokus menjalani hari demi hari.
“Iya nggak gampang tapi ya kalau dipikirin ya setiap hari itu hari yang baru ya, jadi harus saya jalanin. Besok hari yang baru lagi, harus saya jalanin, harus lebih kuat lagi. Pasti ada up and down-nya kadang saya juga ngerasa down, kadang saya juga harus kembali lagi turun ke bawah untuk naik lagi ke atas,” kata Jessica.
“Itu juga hal yang harus saya lakukan secara rutin karena di lapas itu kan walaupun saya diperlakukan dengan baik saya tetap jauh dari keluarga, dari teman-teman, dari orang yang saya sayang. Itu mungkin yang paling berat,” sambungnya.
Gerak-geriknya Selalu Salah
Jessica Wongso mengingat betul saat kasus tersebut berjalan ia selalu menjadi sorotan. Bahkan setiap gerak-geriknya kerap ditafsirkan negatif.
Tapi, ia merasa setiap orang memiliki hak untuk memandangnya seperti apa, sehingga ia tak perlu berusaha membuat orang mengubah persepsi tentang dirinya.
“Masih ingat. Tapi itu kembali lagi ke hak orang yang mau menilai saya ya. saya juga nggak bisa bilang ke dia ‘oh nggak, saya nggak seperti itu, kamu salah’. Kalau misalnya saya nggak melakukan hal ini, mereka juga pasti akan mengeja saya seperti itu. Kalau di mindset mereka saya itu bagaimana ya mereka akan selalu mengungkapkan itu apapun yang saya lakukan. Jadi ya udah biarkan aja,” pungkasnya.