Jakarta – Perilaku KDRT yang diterima Cut Intan Nabila dari sang suami, Armor Toreador, berdampak sangat buruk bagi fisik dan mental. Tak hanya Intan, anak-anaknya pun mengalami trauma.
Bahkan, proses pemeriksaan Cut Intan Nabila juga sempat dihentikan karena ia masih dalam kondisi syok. Yuk simak selengkapnya berikut ini!
Luka di Tubuh Cut Intan Nabila
Mantan atlet anggar sekaligus selebgram Cut Intan Nabila mengalami luka fisik dan trauma setelah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang ternyata telah dialami sejak tahun 2020 lalu dari sang suami, Armor Toreador.
Berdasarkan hasil visum, ditemukan luka cakar dan benjol di tubuh Cut Intan Nabila usai menerima tindak kekerasan dari sang suami.
“Dari hasil visum yang dikeuluarkan oleh dokter rumah sakit di Cibinong bahwa ada luka cakar di punggung dan ada benjolan di kepala,” ujar Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro saat konferensi pers pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Tak sekadar luka fisik, Cut Intan Nabila juga masih mengalami syok. Alhasil, pemeriksaan terhadap Intan pun terpaksa dihentikan hingga kondisinya mulai membaik.
“Kami ingin menggali pemeriksaan dari korban, karena kemarin faktor psikologis (korban) masih trauma. Kami berinisiatif menghentikan sementara pemeriksaan dari korban,” kata Rio.
Anak-anak Cut Intan Nabila Trauma Bertemu Pria
Tak hanya memberikan dampak pada fisik dan mental Cut Intan Nabila, KDRT yang dilakukan Armor Toreador juga berdampak pada kondisi psikologis anak-anaknya. Kabarnya, anak Cut Intan Nabila takut bertemu dengan laki-laki.
“Kami menjaga traumatik dari anak-anak korban, informasi yang kami dapat dari petugas kita dan ART bahwa anak-anak korban sangat takut ketemu laki-laki. Jadi kami mohon maaf, bantu kami, agar kami bisa menuntaskan kasus secara baik,” tutur Rio.
Rio lantas menjelaskan bahwa Cut Intan Nabila trauma lantaran penganiayaan yang dilakukan Armor Toreador berlangsung sejak 2020 lalu dan berulang. Bahkan, Armor juga mengakui bahwa kekerasan yang ia lakukan pada sang istri dilakukan di depan ketiga anaknya.
“Mungkin karena terjadinya penganiayaan yang berulang-ulang sebelumnya, di depan anak-anak itu,” imbuh Rio.