Saat diperiksa, Yeji harus dirawat di rumah sakit. Saat itu, ia merasa sangat lemah dan terus-terusan menutup mata karena tidak ada energi. Pada suatu malam, Yeji terbangun dan melihat sang ibu menangis. Namun, hanya jawaban “tidak apa-apa” yang dilontarkan ibunya saat Yeji bertanya alasannya menangis.
“Setelah beristirahat di rumah sakit, aku kebangun di malam hari. Dan ibu aku menangis terus. Aku tidak punya energi, tetapi aku bertanya kepadanya, 'Bu, mengapa kamu menangis?' Kata ibu aku itu bukan apa-apa,” ungkapnya.
Yeji pernah mengidap tiga penyakit mematikan
Setelah diperiksa, Yeji dipindahkan ke rumah sakit di Seoul dari Jeonju. Di rumah sakit tersebut terungkap bahwa wanita cewek 19 tahun itu mengidap tiga penyakit mematikan, yakni osteomielitis, sepsis dan pneumonia.
"Karena flu, aku akhirnya terkena pneumonia. Tetapi karena penyakit aku menjadi sangat parah, aku akhirnya mengalami tiga kondisi sekaligus: osteomielitis, sepsis, [dan pneumonia],” tuturnya.
Lantas, Yeji diharuskan untuk menjalani operasi agar kondisi kesehatannya kembali seperti semula. Namun, karena alasan usia yang masih sangat muda, dokter mencoba jalan melalui konsumsi antibiotik. Bersyukur, Yeji perlahan sembuh dari penyakitnya tersebut. Meski harus dirawat inap hampir satu tahun, Yeji sembuh dari tiga penyakit tersebut.